Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) menegaskan bahwa perusahaan telah menjalankan program hilirisasi tembaga di dalam negeri. Hal tersebut merespon kemungkinan permintaan AS untuk mengimpor bijih tembaga dari RI.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan smelter baru PTFI di Gresik saat ini sudah selesai dibangun dan siap memulai produksi katoda tembaga.
Oleh sebab itu, saat disinggung terkait kemungkinan permintaan AS untuk mengimpor bijih tembaga RI, Tony menegaskan bahwa saat ini pihaknya telah memproduksi logam murni di dalam negeri.
"Emas batangan sudah diproduksi, perak batangan sudah diproduksi, ini kan akan sangat baik untuk ekosistem dalam negeri," katanya di Gedung DPR RI, Rabu (16/7/2025).
Menurut dia, hilirisasi dari sektor tambang sudah final. Sehingga yang saat ini pihaknya butuhkan adalah hilirisasi lanjutan di sisi manufaktur.
"Hilirisasi dari sektor tambang tuh sudah final. Hilirisasi lanjutan yang kita butuhkan di manufacturing side. Kami kan 99,99 persen metal sudah diproduksi dalam negeri," ujarnya.
Sementara itu, merespons kebijakan Trump yang memberlakukan tarif sebesar 50% atas impor tembaga, Tony menjelaskan bahwa tujuan ekspor tembaga terbesar Indonesia selama ini ditujukan untuk pasar China, bukan ke Amerika Serikat.
"Mungkin itu bisa dipikirkan apakah industri turunannya dari China, atau industri turunan yang dibeli dari kami dikenakan tarif AS ya tentu saja demand akan berkurang," katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hadapi Perang Tarif Trump, RI Pilih Jalur Negosiasi & Diplomasi