Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai Presiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap isu perubahan iklim. Bahkan berpotensi menjadikan RI sebagai pemimpin dalam diplomasi hijau di kancah global.
"Pernyataan beliau bahwa Indonesia akan menjadi negara besar (major country) pada 2050 sangat mengejutkan," ujar Dino dalam press briefing Indonesia Net Zero Summit (INZS) 2025 di Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).
"Karena sebelumnya target netral karbon kita adalah 2060 atau sebelumnya," tambahnya.
Menurutnya pernyataan ambisius presiden perlu ditindaklanjuti secara konkret di level kebijakan. Ia mendorong diadakannya rapat kabinet khusus untuk menyinkronkan rencana-rencana lintas sektor, agar tidak terjadi perbedaan arah antar kementerian.
Ia mengatakan Indonesia memiliki potensi kuat menjadi climate champion global, apalagi di tengah ambisi bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), dan posisi strategis sebagai kekuatan utama Asia.
"Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silvadi sudah memosisikan diri sebagai climate champion, dan Indonesia serta Presiden Prabowo sama Lula kan punya hubungan yang baik ya," ujarnya lagi.
"Jadi, saya pikir (Prabowo) harus memposisikan Indonesia sebagai pejuang iklim dalam diplomasi global dan itu akan semakin meningkatkan kredibilitas kebijakan luar negeri Indonesia," jelasnya.
Ditambahkannya, transisi menuju energi bersih bisa didorong lewat model-model inovatif. Salah satunya pembangkit tenaga surya berbasis koperasi desa.
"Satu hektare, satu megawatt. Konsep ini menarik dan bisa jadi jalan untuk capai target 100GW listrik dari energi terbarukan," jelas Dino.
Sebagai bagian dari upaya menjaga agar agenda iklim tetap jadi prioritas nasional, FPCI akan menggelar Indonesia Net Zero Summit (INZS) 2025 pada 26 Juli mendatang di Djakarta Theatre XXI, Jakarta. Konferensi ini mengangkat tema "Raising Indonesia's Game: Staying Climate-Focused in Times of Great Distraction".
"Melalui INZS, kami bersama lebih dari 130 mitra komunitas, organisasi, dan kampus ingin menyatukan visi dan memperkuat suara masyarakat sipil agar kebijakan iklim Indonesia tetap ambisius, inklusif, dan berorientasi pada aksi nyata," tutup Dino.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang Dilanda Bencana Iklim, Terparah Sejak 30 Tahun