Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan listrik pelat merah, PT PLN (Persero) mencetak rekor pendapatan tertinggi sepanjang sejarah mencapai Rp545,28 triliun.
Capaian pendapatan itu diraih untuk periode tahun buku 2024. Secara historis atau dari tahun ke tahun, PLN selalu mencatatkan kenaikan pendapatan.
Penurunan hanya terjadi pada 2017 dengan pendapatan senilai Rp255,3 triliun, dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp282,3 triliun Di luar itu pendapatan konsisten tumbuh positif.
Beralih pada kinerja 2024, erdasarkan laporan keuangan konsolidasian (audited) PLN, kenaikan pendapatan usaha perseroan selama 2024 ini dipicu oleh kenaikan penjualan tenaga listrik 5,9% menjadi Rp 353,18 triliun dari Rp 333,19 triliun pada 2023.
Selain itu, penyambungan pelanggan juga naik menjadi Rp 1,75 triliun dari Rp 1,29 triliun pada 2023. Subsidi listrik dari pemerintah juga naik menjadi Rp 77,05 triliun dari Rp 68,64 triliun pada 2023. Begitu juga pendapatan kompensasi naik menjadi Rp 100,18 triliun dari Rp 73,99 triliun pada 2023.
Pendapatan lain-lain pun naik menjadi Rp 13,23 triliun dari Rp 10,28 triliun pada 2023.
Begitu juga dari laba usaha mencatatkan lonjakan 28% menjadi Rp 60,62 triliun pada 2024 dari Rp 47,20 triliun pada 2023.
Meski dari sisi pendapatan dan laba usaha mencatatkan kenaikan, namun dari sisi laba bersih tahun berjalan mengalami penurunan. Laba tahun berjalan PLN sepanjang 2024 tercatat mencapai Rp 17,76 triliun, turun 19,51% dari Rp 22,07 triliun pada 2023.
Penurunan laba bersih perseroan pada 2024 ini terlihat utamanya karena adanya kerugian kurs. Pada 2024, rugi kurs perseroan tercatat mencapai Rp 6,78 triliun dari sebelumnya mencapai untung kurs Rp 3,72 triliun pada 2023.
Tak hanya itu, beban lain-lain juga mencapai Rp 2,13 triliun pada 2024, dari sebelumnya mencatatkan pendapatan lain-lain Rp 1,51 triliun pada 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)