Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 menargetkan 42,6 Gigawatt (GW) listrik akan berasal dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Adapun sebanyak 17,1 GW berasal Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Sumber energi EBT dari PLTS itu menjadi yang terbesar dibanding EBT lainnya dengan persentase 40,1% hingga tahun 2034.
Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Yurizki Rio menjelaskan PGE terbuka dengan target tersebut. Bahkan menurut dia RUPTL sejalan dengan visi PGE yang tengah menambahkan kapasitas pembangkit panas bumi sebesar 5,2 GW hingga 10 tahun mendatang.
"Kami tidak hanya melihat ini sebagai peluang, tapi this is actually quite inline dengan visi, misi, dan core kompetensi PGE selama 30 atau 40 tahun mendatang," kata dia dia dalam Economic Update Energy Edition, Selasa (8/7/2025).
Menurut dia, penggunaan sumber panas bumi sudah mendapatkan dukungan dari banyak pihak baik dari para pemangku kepentingan maupun pemerintah.
"Which is untuk mencapai tiga objektif, yang pertama adalah successful energy transition, yang kedua to boost the economic, dan yang ketiga adalah untuk mencapai ketahanan energi," tegas Yurizki.
Sebagai informasi pada 2025 PGE mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang akan beroperasi tahun 2025 ini. Dua pembangkit itu adalah PLTP Lumut Balai Unit 2 dan PLTP Ulubelu.
PLTP Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas produksi 55 Megawatt (MW) akan beroperasi mulai awal Juli 2025. Sedangkan, PLTP Ulubelu dengan kapasitas hingga 35 MW akan mulai beroperasi pada Mei 2025 ini.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]