Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) umur muda masih tinggi di Indonesia yakni di atas 16%. Angka pengangguran kaum muda bahkan jauh di atas rata-rata nasional.
Dilansir dari Booklet Sakernas Februari 2025, angka pengangguran umur muda bertahan pada angka 16%, tepatnya pada 16,16%. Angka ini menunjukkan penurunan sebanyak 0,26% dari Februari tahun lalu.
Sebagai catatan, Angka tersebut berarti bahwa dari 100 orang penduduk berumur 15 -24 tahun yang sudah masuk angkatan kerja, terdapat sekitar 16 orang yang menganggur.
Bila dibandingkan populasi penduduk umur muda maka tingkat pengangguran anak muda mencapai 8,01%.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk muda Indonesia adalah 44,26 juta orang. Bila dihitung dengan angka populasi, maka jumlah pengangguran umur muda Indonesia sekitar 3,6 juta orang.
Sebagai catatan, angkatan kerja adalah mereka yang sudah masuk usia kerja dan aktif mencari kerja atau sudah bekerja.
Angka pengangguran umur muda yang mencapai 16% jauh lebih besar.
Sebagai catatan, tingkat pengangguran nasional untuk semua umur per Februari 2025 adalah 4,76% dari 153,05 juta angkatan kerja atau 7,26 juta.
Dengan merujuk data Saskernas, anak muda mengisi hampir setengah dari total jumlah penganggur di Indonesia. Sebanyak 48,77% penganggur merupakan anak muda.
Angka yang besar ini menunjukkan anak muda masih kesulitan mencari celah masuk ke dunia kerja, bersaing dengan ketat untuk mendapatkan kepastian pekerjaan di tengah sedikitnya jumlah lowongan kerja.
Jika dilihat dari komposisi pendidikan, umur muda (15-24 tahun) didominasi oleh orang dengan pendidikan tertinggi SMA/sederajat, yakni mencapai 60.93%. Sedangkan anak muda dengan sarjana/diploma (atau lebih tinggi) hanya mencapai 8,78% dari total penduduk muda.
Pengangguran muda di Agustus 2024 mencapai 3.929.000 orang menurut data BPS. Angka ini terdiri dari orang yang tidak pernah bekerja sebanyak 2.808.310, dan yang sebelumnya pernah bekerja sebanyak 1.121.629.
(mae)