Aksi penumpang commuterline melompati pagar Stasiun Cikini, Jakarta Pusat (Jakpus), sudah lama disoroti. Namun, penumpang melompati pagar hijau itu masih sering terjadi.
Pagar pembatas antara jalan dan trotoar yang tingginya sekitar 70 sentimeter (cm) itu kerap dikangkangi para penumpang kereta rel listrik (KRL) yang hendak masuk atau keluar Stasiun Cikini.
Meski demikian, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta menyatakan tak akan membuka pagar pembatas bagian tengah Stasiun Cikini itu. KAI menilai tindakan melompati pagar itu tidak mencerminkan perilaku tertib dan berkesadaran sebagai pengguna transportasi publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat menyayangkan masih ada oknum penumpang yang dengan sengaja melompati pagar pembatas saat keluar dari Stasiun Cikini. Tindakan tersebut jelas melanggar ketertiban umum dan mencerminkan kurangnya kesadaran untuk menghormati fasilitas publik," kata Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, Jumat (18/7/2025).
Dia mengatakan aksi melompati pagar bukan hanya melanggar aturan, namun juga berpotensi membahayakan keselamatan penumpang itu sendiri serta mengganggu kelancaran operasional di area stasiun.
Alasan Tak Bongkar Pagar
Sejumlah warga masih kedapatan panjat pagar saat masuk-keluar dari Stasiun Cikini (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
KAI menyatakan hampir seluruh stasiun KRL di wilayah Daop 1 Jakarta telah dirancang dengan sistem pemagaran pada area pejalan kaki atau pedestrian. Pagar itu dipasang untuk keamanan dan keselamatan, hingga sebagai bagian dari upaya penataan kawasan stasiun agar lebih tertib dan terintegrasi.
Stasiun Cikini sendiri memiliki sejarah panjang sebagai simpul mobilitas sekaligus ruang publik. Di era awal 2000-an, kawasan tangga bawah stasiun sempat dikenal dengan keberadaan "Galeri Jalanan" yang diisi oleh pedagang dan komunitas lokal. Namun sejak 2013, PT KAI mulai melakukan penataan menyeluruh, termasuk sterilisasi dan relokasi kios-kios di sekitar stasiun.
"Langkah penataan yang dilakukan KAI sejak lebih dari satu dekade lalu, termasuk pembangunan pagar pembatas, bertujuan agar stasiun tidak lagi semrawut dan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, tertib, aman, nyaman, serta berkelanjutan. Oleh karena itu kami mengajak seluruh masyarakat untuk ikut menjaga fasilitas dan tertib saat berada di kawasan stasiun," ucap Ixfan.
Selain itu, KAI menegaskan telah menyediakan dua titik akses menuju dan keluar stasiun.
"Ada dua titik sebelah utara menuju taman dekat tempat kumpul ojek pengkolan, sebelah selatan ada akses masuk dekat Indomaret dan shelter Transjakarta," ujar Ixfan, dilansir Antara, Jumat (4/7).
Dia mengatakan KAI Jakarta tak membuka pagar pembatas bagian tengah stasiun juga untuk menghindari adanya angkutan semisal taksi atau ojek parkir sembarangan.
"Supaya tertib. Kalau pagar dibuka, ojek, taksi akan mangkal di sembarang tempat. Jalan akan macet. Belum lagi pedagang akan masuk pedestrian seperti di sebelahnya," kata dia.
KAI Daop 1 Jakarta akan terus berkolaborasi dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku pengelola pelayanan KRL untuk menangani secara persuasif seperti petugas melakukan aktif mengawasi dan menegur penumpang yang melompat pagar.
(jbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini