Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah mendorong percepatan agenda dekarbonisasi di sektor industri. Tujuan langkah tersebut untuk meningkatkan daya saing industri nasional sekaligus memenuhi target pengurangan emisi karbon secara global.
"Sebagai bagian dari upaya nasional menuju net zero emission, Kemenperin telah menetapkan sembilan sektor industri prioritas yang menjadi fokus percepatan dekarbonisasi," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi Selasa (22/7/2025).
Kesembilan sektor prioritas tersebut, yakni industri semen, industri pupuk, industri logam, industri pulp dan kertas, industri tekstil, industri kimia, industri otomotif, industri makanan dan minuman, serta industri kaca dan keramik.
"Sektor-sektor ini yang disebut dengan industri dengan emisi gas rumah kaca (GRK) tinggi. Kami perlu menyiapkan langkah strategisnya," ungkap Andi.
Saat ini tengah disusun peta jalan dekarbonisasi untuk masing-masing sektor industri tersebut, yang mencakup panduan teknis, kebijakan pendukung, kebutuhan teknologi dan pendanaan, serta kolaborasi lintas sektor.
"Kami menargetkan net zero emission sektor industri dapat tercapai pada tahun 2050, atau lebih cepat 10 tahun dari target nasional. Ini artinya, kami harus siapkan arah atau roadmap untuk industri nasional bisa cepat bertransformasi ke arah produksi yang rendah emisi dan ramah lingkungan dalam 25 tahun ke depan," jelasnya.
Untuk mengarah ke industri hijau tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, pemerintah tengah menyusun regulasi yang mengatur pembiayaan industri hijau melalui pembentukan badan Green Industry Service Company atau GISCO.
Dengan adanya GISCO, maka dapat membantu perusahaan untuk mendanai, merancang, dan mengimplementasikan teknologi hijau di perusahaan. Teknisnya akan ada investor yang berasal dari financial institution, untuk kemudian mendanai proyek industri hijau yang diajukan perusahaan.
"GISCO akan menjadi motor penggerak dekarbonisasi industri dalam negeri, terutama bagi pelaku usaha yang menghadapi kendala investasi dalam penerapan teknologi hijau. Oleh karena itu, dengan GISCO, kita akan mempercepat transformasi industri menuju dekarbonisasi yang lebih masif dan efektif, terutama bagi sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung industri dalam negeri," ujar Andi.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dekarbonisasi Pertamina Lampaui Target, Capai 146 Ribu Metrik Ton CO2