Putin Menggila! Rusia Tembak Rudal Hipersonik ke Ukraina-Ancam Nuklir

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan Rusia telah melancarkan serangan terkoordinasi semalam terhadap kompleks industri militer dan infrastruktur lapangan terbang Ukraina. Hal ini dinyatakan dalam pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow, Senin (21/7/2025).

Mengutip Russia Today, seorang pejabat melaporkan bahwa serangan berkelompok tersebut menggunakan senjata presisi jarak jauh yang diluncurkan dari udara, laut, dan darat. Serangan tersebut juga melibatkan rudal balistik hipersonik Kinzhal dan drone serang.

"Tujuan serangan telah tercapai. Semua target yang ditentukan telah diserang," ujar kementerian strategis Rusia itu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan kerusakan di Kyiv, Kharkov dan Ivano-Frankivsk akibat serangan ini. Ia juga mengklaim bahwa pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh drone di wilayah Sumy, Khmelnitsky, Kirovograd, Nikolayev, dan Poltava, serta di wilayah Kherson yang diduduki Kyiv.

Menurut Zelensky, serangan itu berlangsung sepanjang malam dan melibatkan lebih dari 420 drone dan lebih dari 20 rudal, yang mengakibatkan dua orang tewas dan 15 orang luka-luka.

Sebelumnya pada hari itu, media dan pejabat Ukraina melaporkan kerusakan pada fasilitas non-perumahan di Kyiv, serta sebuah supermarket, sebuah gudang, dan sebuah kompleks pondok tak berpenghuni di lokasi yang dirahasiakan.

Para pejabat Rusia bersikeras bahwa serangan itu semata-mata ditujukan pada fasilitas yang terkait dengan militer dan tidak pernah menargetkan warga sipil. Moskow juga mengatakan serangan itu merupakan balasan atas serangan Kyiv yang jauh ke dalam wilayah Rusia, yang seringkali menargetkan infrastruktur penting.

Ancam Tembak Nuklir.

Sementara itu, Rusia juga mengalamatkan pernyataan keras kepada aliansi NATO, yang juga penyokong utama Ukraina. Terbaru, hal ini dipicu pernyataan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), Christopher Donahue, tentang wilayah eksklave Rusia di Eropa, Kaliningrad.


Mengutip Newsweek, awalnya Jenderal Donahue mengatakan bahwa Kaliningrad, sebuah eksklave Rusia yang dikelilingi oleh Polandia dan Lituania, dikelilingi oleh anggota aliansi NATO, yang secara de facto dipimpin Washington. Ia menyoroti kemampuan aliansi tersebut dalam mengambil alih wilayah itu.

"NATO dapat menghancurkannya dalam jangka waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan lebih cepat daripada yang pernah kami lakukan," ucapnya.

Atas pernyataan ini, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Duma Negara Rusia, Leonid Slutsky, menanggapi komentar tersebut dengan menegaskan bahwa serangan ke arah Kaliningrad sejatinya merupakan serangan terhadap wilayah Rusia. Respon terhadap serangan semacam itu, menurutnya, telah diatur dalam doktrin nuklir Moskow.

"Serangan terhadap Wilayah Kaliningrad akan berarti serangan terhadap Rusia, dengan segala tindakan pembalasan yang semestinya, yang antara lain diatur oleh doktrin nuklirnya. Jenderal AS harus mempertimbangkan hal ini sebelum membuat pernyataan tersebut," kata Slutsky.

Slutsky adalah pejabat Rusia kedua yang melontarkan pernyataan nuklir terhadap AS minggu ini. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga mengatakan doktrin nuklir Rusia "masih berlaku" setelah Trump mengumumkan bahwa AS dan sekutu NATO akan memasok senjata canggih ke Ukraina.

Perang Rusia-Ukraina, yang dilancarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Februari 2022, telah memicu kekhawatiran nuklir di seluruh dunia. Serangan terhadap Ukraina ini memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Rusia dan AS, serta NATO.

Presiden AS Donald Trump telah mengambil pendekatan yang berbeda terhadap Rusia dan Ukraina dibandingkan pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, misalnya dengan lebih terlibat langsung dengan Moskow dan lebih berani mengkritik pejabat Ukraina seperti Presiden Zelensky. Namun, baru-baru ini ia meningkatkan kritiknya terhadap Putin.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Good Bye Perang Rusia-Ukraina, Trump Berunding dengan Putin

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |