Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof Arief Anshory Yusuf mengungkapkan strategi kunci yang mencegah ekonomi Indonesia mengalami kemunduran.
Merujuk pada buku Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty yang ditulis oleh pemenang peraih nobel Daron Acemoğlu dan James A. Robinson, Arief mengatakan kunci untuk memperbaiki ekonomi Indonesia ialah memperbaiki institusi pemerintahan.
"Institusi itu ya berarti bureaucratic reform," kata Arief dalam program Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, Jumat (11/7/2025).
Salah satu fokus utama memperbaiki institusi itu ialah dengan mengubah faktor institusi dari yang bersifat institusi ekstraktif atau yang dikenal dengan istilah birokrasi pencari rente menjadi institusi inklusif atau mendorong inovasi melalui pemberian insentif seperti deregulasi, sebagaimana yang tengah dijalankan pemerintah Presiden Prabowo Subianto.
"Jadi itu yang menjelaskan kenapa ekonomi bisa tumbuh atau enggak tumbuh. Itu bukan karena kemampuan kapitalnya, tapi institusinya yang subur untuk rent seeking atau subur untuk kompetisi," tutur Arief.
Arief mengatakan, cara inilah yang dilakukan Vietnam beberapa tahun terakhir hingga berhasil mencapai pertumbuhan 7,09% pada 2024. Salah satu kemampuan besar pemerintahnya menciptakan institusi inklusif ialah berhasil membangun Samsung R&D Center Vietnam hingga menarik Intel membangun Fasilitas Perakitan dan Pengujian.
Oleh sebab itu, hal inilah yang kini tengah berusaha digarap pemerintah secara bertahap, diawali dengan menghapus kuota impor yang kerap dikenal sebagai simbol dari rent seeking di Indonesia. Dengan cara itu, ia pede target pertumbuhan ekonomi 8% bisa cepat dicapai.
"Karena orang lebih tertarik untuk inovasi, sehingga growth kita bisa lebih tinggi. Karena rent seeking itu tidak menciptakan produktivitas," ucap Arief.
Ia mengakui Indonesia sudah banyak mengakomodir urusan institutional reform, salah satunya seperti yang terjadi di KAI saat masa kepemimpinan Ignasius Jonan, hingga digitalisasi pengurusan visa seperti yang dilakukan Imigrasi.
"Jadi ada banyak sih sebenarnya yang bisa jadikan pelajaran. Sehingga bukan enggak mungkin sebenarnya, tapi mau apa gak mau aja, bukan mungkin enggak mungkin," tegas Arief.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Senang Harga Pangan Terkendali saat Ramadan dan Lebaran