Perang Melawan Trump, Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang Seketika

13 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Perseteruan antara pengusaha kondang Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah membawa ancaman bagi kontrak luar angkasa SpaceX senilai US$ 22 miliar (Rp 357 triliun). Hal ini akan membawa guncangan bagi industri dirgantara luar angkasa Negeri Paman Sam.

Mengutip Reuters, Kamis (5/6/2025), perselisihan tersebut, yang berakar dari kritik Musk terhadap undang-undang pemotongan pajak dan pengeluaran Trump yang dimulai minggu lalu, dengan cepat menjadi tidak terkendali. Trump menyerang Musk ketika presiden berbicara di Ruang Oval.

Kemudian dalam serangkaian posting X, Musk melontarkan sindiran terhadap Trump, yang mengancam akan mengakhiri kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk. Musk juga mengatakan bahwa ia akan mulai "menonaktifkan" wahana antariksa Dragon milik SpaceX yang digunakan oleh NASA.

Ancaman Musk untuk tiba-tiba menghentikan layanan wahana antariksa Dragon menandai ledakan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari salah satu mitra komersial terkemuka NASA.

Berdasarkan kontrak senilai sekitar US$ 5 miliar (Rp 81 triliun), kapsul Dragon telah menjadi satu-satunya wahana antariksa AS milik badan antariksa tersebut yang mampu membawa astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Hal ini menjadikan perusahaan Musk sebagai elemen penting dari program luar angkasa AS.

Sekretaris pers NASA Bethany Stevens menolak berkomentar tentang SpaceX. Namun ia menegaskan akan terus mencoba memuaskan sejumlah pihak untuk kepentingan negara.

"Kami akan terus bekerja dengan mitra industri kami untuk memastikan tujuan presiden di luar angkasa terpenuhi," tuturnya.

Trump dan Meroketnya SpaceX

SpaceX meraih dominasi jauh sebelum Musk terjun ke politik Partai Republik tahun lalu. Analis menyebut bahwa membangun pangsa pasar yang tangguh dalam industri peluncuran roket dan komunikasi satelit yang dapat melindunginya dari perpecahan Musk dengan Trump.

"Untungnya itu tidak akan menjadi bencana besar, karena SpaceX telah berkembang menjadi kekuatan global yang mendominasi sebagian besar industri luar angkasa, tetapi tidak diragukan lagi bahwa itu akan mengakibatkan hilangnya pendapatan yang signifikan dan hilangnya peluang kontrak," kata Justus Parmar, CEO investor SpaceX, Fortuna Investments.

Di bawah Trump dalam beberapa bulan terakhir, industri antariksa AS dan tenaga kerja NASA yang berjumlah 18.000 orang telah terombang-ambing oleh PHK yang mengancam. Pemotongan anggaran yang diusulkan Trump memberikan ancaman terhadap puluhan program sains.

Calon Trump untuk administrator NASA, sekutu Musk dan astronot swasta miliarder Jared Isaacman, tampaknya menjadi korban awal keretakan Musk dengan presiden ketika Gedung Putih tiba-tiba mencoretnya dari posisi itu. Trump pada hari Kamis menjelaskan pemecatan Isaacman dengan mengatakan bahwa ia "sepenuhnya Demokrat".

Meski alasan pemecatan ini sangat politis, Wakil Administrator NASA Lori Garver mengatakan pembatalan kontrak SpaceX mungkin tidak sah. Tetapi, ia juga memberikan peringatan tegas kepada Musk

"Seorang CEO nakal yang mengancam akan menonaktifkan wahana antariksa, yang membahayakan nyawa astronot, tidak dapat dipertahankan," ujarnya.

Bukan cuma SpaceX yang jadi korban, bisnis Musk lainnya juga hancur lebur karena perselisihan dengan Trump. Pada Kamis (5/6) waktu setempat, saham Tesla anjlok 14% dan menghapus nilai pasarnya sebesar US$150 miliar atau Rp2.438 triliun dalam sehari. 

Investor dikatakan mengawasi dengan serius konflik Musk dan Trump. Kekhawatiran investor terbukti meruntuhkan kerajaan bisnis Musk seketika. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

Panas-Dingin Hubungan Donald Trump-Elon Musk

Next Article Kekuatan Adidaya Elon Musk di Pemerintah Trump Buat Khawatir, Bisa Ini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |