Pekan Genting: BI Umumkan Suku Bunga, Pemerintah Bocorkan Target 2026

5 hours ago 2
  • Pasar keuangan Indonesia berakhir di zona hijau pada perdagangan pekan lalu, IHSG dan rupiah sama-sama menguat
  • Wall Street kompak menguat pada perdagangan terakhir pekan lalu
  • Kebijakan suku bunga dan data neraca pembayaran serta data ekonomi luar negeri diperkirakan akan menjadi penggerak utama pasar pekan ini

Jakarta,CNBCIndonesia -Pasar keuangan Indonesia berakhir di zona hijau pada perdagangan pekan lalu di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)dan rupiah sama-sama menguat. Pasar keuangan Indonesia diperkirakan akan volatile pekan ini karena banyaknya data ekonomi yang akan keluar.

Selengkapnya mengenai sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja cemerlang pada pekan lalu.

HSG ditutup menguat pada Jumat (16/5/2025) sebesar 0,94% di angka 7.106. Sementara secara mingguan, IHSG melesat 4,01%.

IHSG melesat seiring meredanya ketegangan perang dagang antara China dan AS. Kondisi ini membuat investor mulai merasa tenang dan kembali mengalirkan dananya ke Emerging Markets, seperti Indonesia.

Dalam sepekan, asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,38 triliun. Inflow ini berbanding terbalik dengan pekan-pekan sebelumnya yang masih mencatat net sell atau outflow.

Volume transaksi saham pada pekan lalu mencapai 148,7 miliar saham dengan nilai Rp 74,4 triliun.

Dari pasar keuangan, nilai tukar rupiah terpantau terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bersamaan dengan meredanya ketegangan perang dagang.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat (16/5/2025) ditutup pada posisi Rp16.435/US$ atau menguat 0,45%.

Secara mingguan, rupiah terpantau menguat sebesar 0,46%. Hal ini berbeda dengan pekan sebelumnya yang terkoreksi 0,49%.

Mata uang rupiah melonjak pada hari Jumat, dengan rupiah Indonesia memimpin penguatan terhadap pelemahan dolar karena indikator ekonomi AS yang mengecewakan memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve tahun ini.

Ketegangan perang dagang yang mulai reda juga ikut menopang rupiah.

"Rupiah berupaya mengejar pemulihan mata uang Asia lainnya, setelah lama berkinerja buruk, didorong juga oleh sentimen yang membaik di pasar saham dalam negeri," kata Radhika Rao, ekonom senior di DBS Bank, kepada CNBC Indonesia.

Dengan inflasi yang masih dalam kisaran target, para pembuat kebijakan memiliki ruang untuk memperkuat sikap pro-pertumbuhan mereka dengan pemotongan suku bunga bulan ini, kata Rao.

Pekan lalu pasar nilai tukar dimulai dengan optimisme setelah gencatan senjata perdagangan AS-China, yang awalnya mendorong dolar menguat, tetapi momentum itu dengan cepat memudar, menyebabkan sebagian besar mata uang diperdagangkan secara menyamping.

Sementara itu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun melandai tajam apda Jumat pekan lalu menjadi 6,86% dari sebelumnya 6,91%.

Pages

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |