Jakarta, CNBC Indonesia - Hilirisasi nikel Indonesia terus dirongrong oleh beragam tudingan negatif dari negara lain.
Uni Eropa dan Australia merupakan berapa negara yang melayangkan sejumlah kritikan terhadap kebijakan hilirisasi Indonesia.
Uni Eropa menentang keras keputusan Indonesia untuk melarang ekspor bijih nikel mentah sejak Januari 2020. Mereka kemudian membawanya ke Badan Perdagangan Dunia (WTO).
Uni Eropa keberatan atas kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel (kadar
Sementara itu, Australia menyebut bahwa dukungan besar-besaran dari China ke industri nikel Indonesia baik dalam bentuk investasi maupun pembiayaan proyek (seperti PLTU dan smelter) merupakan bentuk distorsi pasar yang tidak adil.
Persoalan lingkungan juga menjadi salah satu isu paling kencang yang ditudingkan Australia. Nikel Indonesia dituding diproduksi dengan cara tidak ramah lingkungan, karena sangat bergantung pada PLTU batu bara untuk mendukung operasional smelter.
Dalam wawancaranya kepada Financial Times pada April 2024,pengusaha tambang raksasa asal Australia, Andrew Forrest, menyerukan kepada China agar menuntut standar lingkungan yang lebih tinggi dari rantai pasokan globalnya, khususnya terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan pemrosesan nikel di Indonesia.
Forrest yang merupakan ketua Fortescue Metals Group mengatakan bahwa produsen kendaraan listrik sebaiknya waspada terhadap nikel asal Indonesia, seraya menambahkan bahwa nikel tersebut diekstraksi dengan dampak lingkungan yang sangat besar.
"China perlu menerapkan standar lingkungannya sendiri terhadap rantai pasokan globalnya," kata Forrest seperti dikutip oleh surat kabar Financial Times.
Menteri Sumber Daya Australia, Madeleine King bahkan mendesak bursaLondon Metal Exchange (LME) untuk memisahkan daftar nikel "kotor" (dari batu bara) dan nikel "hijau" (ramah lingkungan). Tujuannya agar nikel Australia yang dipromosikan lebih "hijau' bisa dijual dengan harga premium.
Banyaknya kampanye negatif ini tentu saja membuat pemerintah gerah. Presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024 lalu tetap menegaskan jika Indonesia akan melanjutkan hilirisasi meski banyak pihak asing yang tidak suka.
"Ada pihak-pihak yang selalu pesimistis atau sengaja tidak suka Indonesia bangkit, [padahal] itu semua swasembada pangan, energi, dan hilirisasi adalah salah satu tugas di depan kita untuk menyelamatkan anak-anak kita," tegas Prabowo dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024, Rabu (9/10/2024).
Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, dengan cadangan sekitar 55 juta metrik ton. Pada 2023, Indonesia menyumbang 53,1% dari pasokan nikel global, dan diperkirakan mencapai 2,1 juta metrik ton pada akhir 2024.
Hilirisasi nikel Indonesia yang dimulai pada 2014 membuat Indonesia dengan cepat muncul sebagai kekuatan baru dalam produksi nikel global.
Pages