Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan kembar menghantam Mali. Dua serangan terkoordinasi menghancurkan pangkalan militer negeri di utara Timbuktu dan wilayah dekat perbatasan Burkina Faso.
Keduanya memang selama ini dikenal sebagai daerah rawan aksi kelompok ekstremis. Kejadian melumpuhkan badara -bandara di dua lokasi itu dan menewaskan puluhan tentara.
"Kami diserang dan peluru ditembakkan di bandara tempat tembakan gencar terdengar," kata pejabat militer setempat, dikutip dari AFP, Rabu (4/6/2025).
Kejadian berlangsung Minggu pukul 10.00 pagi waktu setempat. Namun militer menegaskan, meski 30 anggota tewas, 14 pelaku penyerangan berhasil "dinetralkan".
"Para teroris dengan cepat dikalahkan oleh reaksi cepat para pria itu," kata militer lagi.
"Sebanyak 31 tersangka teroris telah ditangkap," tambahnya.
Meski begitu, sumber keamanan dan pejabat setempat lain mengatakan mereka yakin jumlah korban tewas akibat serangan itu kemungkinan akan meningkat, dan bisa saja menembus 60 orang. Sumber itu menambahkan tentara lainnya masih hilang.
Mali diperintah Junta Militer sejak 2020-2021. "Perang Saudara" terjadi di mana pemerintah menghadapi serangan dari kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok Negara Islam serta gerakan separatis dan geng-geng kriminal.
Penguasa militer Mali saat ini telah memutuskan hubungan tradisional negara itu dengan bekas kekuatan kolonialnya, Prancis. Negara itu semakin dekat dengan Rusia di mana kelompok paramiliter Rusia, Wagner, juga beroperasi di sana.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Drone Ukraina Serbu Rusia, Moskow Tunda Operasi 2 Bandara
Next Article Petugas Bandara Tewas Ditabrak Kendaraan Landasan
