Sumba Barat Daya -
Menteri Transmigrasi (Mentrans), Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, menyebut masalah kemiskinan masih persoalan di Pulau Sumba. Karena itu, dia menyatakan tengah menyusun strategi untuk mengentaskan kemiskinan di kawasan itu.
Hal itu disampaikan Iftitah usai melakukan kunjungan ke tiga kabupaten di Pulau Sumba, yakni, Sumba Timur, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
"Dalam kunjungan kami, ada tantangan terbesar di tiga kabupaten tersebut itu adalah masalah tingkat kemiskinan yang masih cukup tinggi. Angkanya di sekitar 26, 27, dan 28 persen," kata Iftitah di Bandar Udara Lede Kalumbang, Sumba Barat Daya, Sabtu (19/7/2025) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iftitah berkomitmen akan membantu pemerintah daerah untuk menurunkan angka kemiskinan ini melalui tiga strategi. Pertama, dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui investasi, kemudian hilirisasi dan industrialisasi.
"Kemudian yang kedua, adalah penciptaan lapangan kerja, utamanya bagi generasi muda," ucap Iftitah.
"Dan yang ketiga itu adalah bagaimana menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan alam sekitar ini," lanjutnya.
Terjunkan 40 Peneliti Gali Potensi
Dia menyatakan Kementrans akan mengirimkan 40 peneliti dari universitas terbaik di Indonesia untuk memetakan potensi sumber daya di kawasan transmigran pada tiga kabupaten tersebut.
"Kemudian kami akan berikan tugas untuk melakukan pemetaan potensi wilayah apa saja yang cocok untuk tadi menciptakan lapangan pekerjaan dan bisa menghadirkan investasi di tiga kabupaten tersebut," tutur dia.
Di Sumba Timur, Iftitah melihat potensi yang sudah terfokus pada perikanan, peternakan, dan pertanian. Sedangkan di Sumba Barat Daya dan Sumba Barat dia melihat tambahan potensi parawisata yang luar biasa.
Iftitah menuturkan, dirinya turut berkunjung ke salah satu resort termahal di Indonesia yang ada di Sumba Barat. Pengelolaan resort tersebut turut memberdayakan lebih dari 80 persen masyarakat lokal.
"Tadi baru saja beberapa staf saya juga melakukan wawancara, testimoni kepada beberapa turis yang kebetulan akan kembali ke Afrika Selatan. Mereka confirm memberikan testimoni yang sama dengan disampaikan oleh para pegawai di resort tersebut bahwa mereka sangat betah di sini, sangat senang," ungkap Iftitah
"Selain alamnya yang luar biasa indahnya, surfing, kemudian juga pantainya, juga kebersihan pantainya yang bahkan jauh lebih bersih dibanding tempat-tempat yang mereka pernah kunjungi di Indonesia ini," sambung dia.
Iftitah berharap persoalan kemiskinan dapat diselesaikan dengan menciptakan ruang-ruang ekonomi baru ke depan. Tentunya dengan inovasi dan kreasi yang bisa diterapkan.
Di sisi lain, lanjut Iftitah, konektivitas juga masih menjadi tantangan. Sebab mahalnya harga tiket mahal dan penerbangan yang jarang menyebabkan sedikitnya pelancong domestik memilih Sumbar menjadi destinasi wisata.
"Sehingga turis Indonesia sendiri, domestik itu kebanyakan lebih memiliki ke luar negeri, berbanding datang ke sini," tutur Iftitah.
Karena itu, dia akan gencar mencari investor, bahkan bekerjasama dengan beberapa lembaga keuangan. Tujuannya untuk mendorong kawasan transmigran agar dapat mandiri mengelola sumber daya yang ada.
"Saya juga sudah bicara dengan Menteri Pariwisata. Kebetulan saya datang ke sini juga karena Menteri Parawisata sudah berkunjung ke sini juga. Jadi saya sampaikan kita akan kolaborasi terkait dengan hal itu," pungkas Iftitah.
(ond/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini