Menohok! Iran Ejek Israel 'Anak Papa' Gegara Hal Ini

7 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi menyindir keras Israel dengan menyebut negara itu layaknya "anak papa" yang tak berdaya tanpa bantuan Amerika Serikat (AS), terutama selama konflik bersenjata yang berlangsung selama 12 hari sejak 13 Jun 2025 kemarin.

Araghchi mengunggah cuitan di platform X pribadinya, dan menyebut Israel sangat bergantung pada dukungan militer dari AS untuk menghadapi Iran.

Araghchi menyamakan serangan militer Amerika Serikat terhadap negaranya dengan tindakan seorang "ayah" yang turun tangan setelah anaknya mengadu. Ia menyindir keras Israel yang dianggap tak mampu menghadapi Iran tanpa campur tangan AS.

"Rakyat Iran yang agung dan perkasa telah menunjukkan kepada dunia bahwa rezim Israel tidak punya pilihan selain lari ke 'Papa' demi menghindari dihancurkan oleh rudal kami," tulis Araghchi dalam pernyataannya di platform X, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (29/6/2025).

Pernyataan itu merujuk pada keterlibatan AS yang baru-baru ini melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran, tepat saat Teheran tengah berkonflik dengan Israel. Araghchi menilai intervensi tersebut mencerminkan ketergantungan penuh Israel pada aliansinya dengan Negeri Paman Sam, serta menggambarkan Israel sebagai pihak lemah yang tak bisa berdiri sendiri.

Tak hanya itu, Araghchi juga melayangkan peringatan tegas kepada Presiden Donald Trump, agar menghentikan pernyataan-pernyataan yang dianggap melecehkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Ia mengingatkan akan adanya konsekuensi serius jika penghinaan terus berlanjut.

"Trump harus menyingkirkan nada tidak sopan dan tak dapat diterima terhadap Khamenei dan berhenti menyakiti jutaan pengikut setia beliau," tulisnya lagi.

Menutup pernyataannya, Araghchi mengeluarkan peringatan keras.

"Jika delusi memicu kesalahan yang lebih besar, Iran tidak akan ragu untuk menunjukkan kemampuan nyata-nya, yang pasti akan mengakhiri semua ilusi tentang kekuatan Iran. Niat baik dibalas dengan niat baik, dan rasa hormat dibalas dengan rasa hormat," tegasnya.

Pernyataan itu disampaikan beberapa hari setelah berakhirnya konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang berlangsung selama 12 hari dan diakhiri dengan gencatan senjata pada 24 Juni, hasil mediasi dari AS. Namun, tensi tetap tinggi setelah perang, apalagi setelah serangan udara AS menghantam situs nuklir utama Iran seperti Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Di tengah situasi memanas ini, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei mengklaim bahwa negaranya telah berhasil mengalahkan Israel, bahkan memberikan "tamparan" pada AS. Sebaliknya, Trump menolak klaim tersebut dan menyebut Khamenei sebagai "pembohong" dan "konyol." Ia pun menghentikan segala rencana pencabutan sanksi, sambil mengklaim bahwa dirinya telah menyelamatkan nyawa sang Ayatollah dari upaya pembunuhan.

Melalui unggahan di Truth Social, Trump menyatakan, ia menolak permintaan dari militer AS dan Israel untuk "menghabisi" Khamenei, meskipun sudah mengetahui lokasi persembunyian pemimpin Iran tersebut.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Fakta-Fakta Israel Serang Besar-besaran Iran, Apa AS Tahu & Dampaknya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |