Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menyebut dirinya telah bertemu secara terpisah dengan tiga tokoh besar diplomatik dunia, yakni Menlu Amerika Serikat (AS) Marco Rubio, Menlu China Wang Yi, dan Menlu Rusia Sergey Lavrov.
Sugiono menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi aktif Indonesia untuk menjaga posisi netral dan menjadi jembatan di tengah dunia yang semakin terbelah oleh rivalitas geopolitik.
"Di tengah situasi yang kian terbelah oleh rivalitas ini, Indonesia tetap berada pada posisi non-alignment. Kami berusaha menjadi jembatan dan voice of reason bagi negara-negara yang sedang berkonflik," kata Sugiono dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Senayan, Senin (30/6/2025).
Sugiono menjelaskan bahwa dalam pertemuannya dengan Rubio, kedua pihak sepakat untuk mendorong penguatan kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan Washington.
"Kami ingin memastikan bahwa hubungan bilateral dengan AS berkembang secara konstruktif di tengah ketegangan global, terutama dalam bidang ekonomi dan pertahanan," ungkap Sugiono.
Pertemuan selanjutnya dilakukan dengan Menlu China, Wang Yi. Kedua negara sepakat membentuk Comprehensive Strategic Dialogue untuk memperluas titik temu kerja sama.
"Dengan China, kami sepakat mencari common ground untuk kerja sama yang saling menguntungkan dan menjaga stabilitas kawasan," tambahnya.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Lavrov, Sugiono menyatakan Indonesia membuka ruang kolaborasi untuk ikut meredakan ketegangan di berbagai konflik global.
"Kami siap membantu jika dibutuhkan, terutama dalam mendorong deeskalasi konflik di belahan dunia yang tengah memanas," katanya.
Langkah diplomasi ini, menurut Sugiono, sejalan dengan prinsip konstitusi Indonesia untuk turut menjaga perdamaian dunia, serta memperkuat peran Indonesia di panggung global sebagai kekuatan moderat dan konstruktif.
Di kawasan Asia Tenggara, Menlu juga melaporkan bahwa Indonesia telah mengintensifkan komunikasi dengan seluruh Menlu ASEAN dalam forum ASEAN Foreign Ministers' Meeting dan ASEAN Summit di Kuala Lumpur.
"Di tengah shifting global situation, kita harus cermat menavigasi arah diplomasi luar negeri. Bukan hanya untuk menjaga kepentingan nasional, tapi juga untuk memainkan peran strategis sebagai jembatan di dunia yang kian terfragmentasi," pungkasnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Indonesia Tegas Tolak Relokasi Warga Gaza