Jakarta, CNBC Indonesia - Sekelompok orang tak dikenal menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menyamar sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Tujuannya untuk menipu sejumlah pejabat pemerintah.
"Pelaku kemungkinan bertujuan memanipulasi individu-individu yang menjadi target menggunakan pesan suara dan teks hasil buatan AI, dengan tujuan memperoleh akses ke informasi atau akun," tulis sebuah memo Departemen Luar Negeri yang diperoleh NBC News, dikutip Jumat (11/7/2025).
Insiden ini terjadi pada pertengahan Juni 2025 dan menyasar sedikitnya lima pejabat, termasuk tiga menteri luar negeri, seorang gubernur AS, dan satu anggota Kongres.
Pelaku mengirim pesan teks dan suara menggunakan nama palsu di aplikasi Signal. Bahkan, salah satu pesan yang dikirim mendorong target untuk berbicara lebih lanjut melalui aplikasi yang dikenal untuk komunikasi terenkripsi itu.
Anehnya, pengirim memakai nama tampilan [email protected], meski alamat email itu sebenarnya tidak aktif.
Investigasi awal menyebutkan modus ini merupakan bentuk rekayasa sosial digital tingkat tinggi. Dengan bantuan teknologi voice cloning AI, suara yang diperdengarkan terdengar sangat mirip dengan suara asli Rubio.
Pejabat senior di Departemen Luar Negeri mengonfirmasi aksi penyamaran ini dan mengatakan bahwa lembaganya sedang menyelidiki kasus tersebut.
"Departemen Luar Negeri sedang menyelidiki insiden ini secara serius," ujar pejabat tersebut, sembari menambahkan bahwa mereka terus meningkatkan sistem keamanan siber untuk mencegah kejadian serupa.
Kasus ini diduga terkait dengan gelombang penyamaran pejabat AS yang juga tengah diselidiki FBI. Sebelumnya, ada pula kasus serupa yang menargetkan kepala staf Presiden Trump, Susie Wiles.
Meski belum ada indikasi bahwa data penting berhasil dicuri, para diplomat AS di seluruh dunia telah diperingatkan untuk waspada. Risiko utamanya adalah penyalahgunaan informasi jika target tertipu dan membocorkan data ke pihak ketiga.
Kasus ini semakin memperkuat kekhawatiran atas penggunaan AI dalam skenario serangan siber dan manipulasi informasi.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Juta Warga RI Sudah Jadi Korban, Hapus 15 Aplikasi Ini di HP!