Jakarta -
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyampaikan pembangunan infrastruktur tidak dapat dipisahkan dari kekuatan riset dan inovasi. Menurutnya, kampus dan riset perguruan tinggi memiliki peran strategis sebagai fondasi bagi pembangunan infrastruktur yang tangguh dan berdaya saing global.
Brian menjelaskan tanpa riset dan sumber daya manusia unggul dari perguruan tinggi, maka tidak mudah membangun industri dan infrastruktur yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
"Visi Presiden dan Wakil Presiden RI menuju Indonesia Emas 2045 menuntut kita menyiapkan SDM unggul dan berdaya saing global. Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh inovasi," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/6/2025)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini ditegaskannya saat berbicara dalam International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (12/6).
Ia mencontohkan ekosistem riset di perguruan tinggi yang menopang kemajuan industri dan infrastruktur di negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok. Bahkan, perusahaan global seperti Samsung Electronics dan berbagai raksasa teknologi Jepang lahir dari sinergi antara kampus dan industri.
Lebih lanjut, Brian mendorong pemerintah daerah untuk mengintegrasikan riset dalam proses pembangunan. Menurutnya, kebijakan berbasis pengetahuan akan memperkuat pembangunan infrastruktur yang inklusif dan merata.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa infrastruktur bukan sekadar sarana fisik, tetapi harus menyatukan nilai kemanusiaan dan ketahanan nasional.
"Karena pada akhirnya, infrastruktur bukanlah biaya. Ia adalah investasi dalam martabat, dalam keadilan, dalam perdamaian," katanya.
Sebagai informasi, Konferensi ICI 2025 dihadiri oleh jajaran Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara-negara sahabat, anggota DPR/MPR dan DPD RI, para Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati, serta delegasi, para pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan dari lintas negara.
Konferensi infrastruktur pertama berskala internasional di Indonesia ini dihadiri 7.000 peserta lebih dari 33 negara partisipan, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan.
ICI 2025 menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka, seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.
(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini