LCS Membara! China dan Sekutu AS Tetangga RI Bentrok

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Laut China Selatan kembali meningkat usai konfrontasi terbaru antara penjaga pantai China dan Filipina di sekitar Beting Scarborough, wilayah yang masih disengketakan oleh kedua negara.

Konfrontasi itu terjadi di tengah patroli rutin kapal Filipina, BRP Teresa Magbanua, di zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara tersebut. China menuduh kapal Filipina melakukan manuver berbahaya dan memotong haluan kapal mereka dari jarak 100 meter.

"Perilaku provokatif seperti itu lebih sering terjadi kali ini daripada sebelumnya," tulis akun media sosial Yuyuan Tantian, yang dikelola oleh China Central Television (CCTV), seperti dikutip Newsweek, Jumat (18/7/2025).

Namun, Filipina membantah keras tudingan tersebut. Juru Bicara Penjaga Pantai Filipina, Jay Tarriela, mengatakan kapal mereka sedang menjalankan tugas yang sah berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan putusan arbitrase 2016.

"BRP Teresa Magbanua secara sah melakukan patroli di ZEE Filipina untuk melindungi nelayan dan menegakkan hak kedaulatan kami," ujarnya dalam pernyataan resmi. Tarriela menyebut tindakan kapal China sebagai "agresif dan melecehkan", serta bagian dari "pola pemaksaan yang berulang".

Putusan arbitrase yang dimaksud merupakan hasil sidang di Den Haag tahun 2016 yang menyatakan klaim luas China di Laut China Selatan tidak sah. Namun, Beijing menolak putusan itu dan tetap mengklaim hampir seluruh wilayah, termasuk Scarborough yang disebutnya Pulau Huangyan.

Beting Scarborough, yang di Filipina dikenal sebagai Bajo de Masinloc, adalah wilayah penangkapan ikan kaya sumber daya dan terletak sekitar 220 km dari Pulau Luzon, serta lebih dari 1.100 km dari Provinsi Hainan di China. China mengambil kendali de facto atas wilayah ini sejak 2012, setelah kebuntuan diplomatik dengan Filipina.

Dalam laporannya Juni lalu, Asia Maritime Transparency Initiative dari CSIS menyatakan bahwa "kehadiran China kini meluas hingga ke sisi timur Scarborough dan secara aktif mencegat kapal-kapal Filipina".

Analis memprediksi China akan terus mengirim kapal penjaga pantai dan militer untuk menormalkan kehadirannya di perairan ZEE Filipina. Sementara itu, pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr. diperkirakan tetap melawan dan mempublikasikan aktivitas China di wilayah tersebut.

"Presiden berkomitmen tidak akan menyerahkan satu inci persegi pun wilayah Filipina," tegas pejabat istana sebelumnya.

Konflik ini mencerminkan meningkatnya ketegangan antara China dan sekutu-sekutu Amerika Serikat di Asia Tenggara, di tengah upaya AS memperkuat kerja sama pertahanan dengan Filipina dan negara lain yang juga bersengketa dengan Beijing.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Laut China Selatan Panas, China Usir Jet Tempur Filipina

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |