Ketegasan Kompol Reny Tolak Suap dan Tindak Judi Terselubung di Adat Wara

6 hours ago 1

Barito Utara -

Ritual upacara adat Wara di Barito Utara, Kalimantan Tengah, yang diselewengkan dengan perjudian membuat Kompol Reny Arafah turun tangan. Eks Kapolsek Teweh Tengah itu menindak pelaku dan dengan tegas menolak suap.

Reny Arawah merupakan 3 besar kandidat penerima Hoegeng Awards 2025 kategori Polisi Berintegritas. Dalam wawancara kandidat Hoegeng Awards 2025, Reny menceritakan detail penindakan yang dilakukan serta tantangan yang dihadapi.

Penggerebekan judi sabung ayam dan dadu gurak terselubung di upacara dilakukan Reny Arafah pada 4 Agustus 2022. Kala itu Reny masih menjabat Kapolsek Teweh Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada awal menjabat Kapolsek Teweh Tengah pada Juli 2021, Reny melihat judi marak dilaksanakan di ritual adat Wara, upacara kematian adat Hindu Kaharingan untuk mengantarkan arwah yang sudah meninggal dunia ke kayangan.

"Yang saya lihat ritual Wara yang dilaksanakan di berbagai daerah, terutama di jajaran Barito, itu ritualnya mengutamakan judinya, bukan ritual Wara-nya. Contohnya di sana ada dadu gurak, dadu gurak itu yang diutamakan lapak judinya dan perputaran uangnya. Terus sabung ayam, sabung ayam bukan ritual Wara-nya, tapi uangnya yang diutamakan di situ," kata Kompol Reny.

Perjudian ini berdampak terhadap kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Perjudian ini memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga hingga pencurian.

"Karena dia butuh uang untuk judi tersebut, makanya dia melakukan pencurian, yang paling banyak pencurian sepeda motor," ujar Mahasiswa S2 PTIK Polri tersebut.

Dalam penindakan judi di ritual Wara itu, Kompol Reny berkoordinasi dengan tokoh adat dan agama Hindu Kaharingan. Berbagai penolakan pun sempat dilakukan warga saat Kompol Reny melakukan sosialisasi dan imbauan agar judi dihentikan.

"Pada saat saya sama anggota Polsek pemasangan spanduk, kadang-kadang kita dilemparin nasi, nasi basi itu. Terus pada saat saya sosialisasikan, mereka ngasih saya 'piring putih'. Piring putih itu menandakan kalau kita dijipen, kita didenda, kalau acara adat Wara ini tidak terlaksana atau terganggu oleh keberadaan kita," jelasnya.

Para bandar judi masih berupaya agar perjudian dilaksanakan. Mereka sempat menawarkan kompol Reny hingga puluhan juta. Namun dengan tegas Reny menolak suap tersebut.

"Pada saat mau memberhentikan judi di acara adat Wara, jujur saja, mereka pasti datang ke saya untuk menego, 'Bu, boleh tidak di dalamnya ada judinya? Walaupun itu sedikit atau berapa lapak saja'. Di situ mereka datang ke kita, pemilik acara datang ke kita, pada saat minta izin keramaian, karena yang punya acara ini mereka butuh uang untuk pelaksanaan adat tadi itu, yang menyokong dana adalah bandar-bandar tadi," jelasnya.

"Di dalam uang tersebut yang mau kasih ke saya itu adalah uang orang-orang yang membutuhkan, seperti ibu-ibu yang susu anaknya, buat beli susu nggak jadi karena uang tersebut digunakan oleh suaminya atau dicuri orang untuk kegiatan acara judi tersebut. Saya nggak mau menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan daripada kebutuhan kami keluarga," imbuhnya.

Ketua Majelis Resort Agama Hindu Kaharingan Kecamatan Gunung Timang, Anti, mengatakan pada ritual Wara memang ada permainan atau usik liau. Namun, perjudian yang diselubungi dalam permainan itu tidak sesuai dengan adat.

"Setiap upacara Wara itu memang rohnya dipanggil, dari pihak keluarga memberikan makan sesajen dan sebagainya, untuk orang yang sudah meninggal itu. Banyak hal permainan liau, itu sesungguhnya wajib dilaksanakan oleh umat Hindu. Tetapi untuk sekarang ini permainan liau ini semua dipelesetkan oleh orang-orang punya kepentingan, kalau dicoreng dengan judi, kita kecewalah. Tapi kadang-kadang itu ada pro dan kontra. Makanya kita berharap yang bisa tegas itu adalah pihak kepolisian," jelas Anti.

Kandidat Hoegeng Awards 2025 Kompol Reny ArafahKandidat Hoegeng Awards 2025 Kompol Reny Arafah dan tokoh adat Surya Baya. (Foto: 20 Detik)

Tokoh adat setempat, Surya Baya, juga menegaskan perjudian di ritual Wara sudah menyimpang. Karena itu, dia mendukung kegiatan itu ditindak.

"Kalau zaman dulu tidak begitu, ada tapi tidak dikomersialkan, itu ada komersialnya, malah mendekat ke judi, yang dipertaruhkan, ada istilah dadu gurak, itu sebenarnya tidak ada itu," ujar Surya.

Kapolres Barito Utara, AKBP Singgih Febiyanto, mengatakan perjudian pada adat Wara adalah pelanggaran hukum. Dia mengapresiasi Kompol Reny yang telah melakukan penindakan.

"Pada saat itu Bu Reny memang keras kepada masyarakat, bahwa itu bukan bagian dari adat, itu adalah pelanggaran hukum. Di situlah Bu Reny mengambil tindakan. Bu Reny membawa tokoh adat, jadi dia membawa, menjelaskan bahwa itu salah. Sekarang tidak ada semenjak Bu Reny pada saat itu keras di lapangan mengenai judi mengatasnamakan Wara itu," tutur dia.

(lir/aud)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |