Jakarta, CNBC Indonesia — Saham-saham bank jumbo terpantau berada di zona hijau hingga perdagangan sesi pertama, Selasa (21/5/2025) pukul 11.00 WIB. Sentimen positif dari ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia mendorong minat investor terhadap sektor keuangan, terutama perbankan.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menguat 1,19% ke level Rp 4.260, Bank Mandiri (BMRI) melonjak 1,39% ke Rp 5.475, Bank Negara Indonesia (BBNI) naik 1,35% ke Rp 4.510, sedangkan Bank Central Asia (BBCA) naik 2,64% ke Rp 9.725.
Penguatan tersebut sejalan dengan ekspektasi investor terhadap pelonggaran moneter yang dapat menurunkan cost of fund dan mendorong pertumbuhan kredit.
Head of Research Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% hari ini, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Langkah ini dinilai sebagai respons terhadap tekanan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya permintaan pasar terhadap stimulus moneter.
Sementara itu, konsensus CNBC Indonesia, 10 dari 20 lembaga/institusi memberikan proyeksi bahwa BI akan menahan suku bunga di level 5,75%. Sisanya atau sebanyak 10 institusi memperkirakan bahwa BI akan menurunkan suku bunga ke 5,50%.
Bulan lalu, Dewan Gubernur BI kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 5,75%. Ini merupakan ketiga kalinya BI menahan suku bunganya di tahun ini meskipun mengakui adanya potensi perlambatan ekonomi Indonesia untuk tahun ini.
Kepala ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman, mengatakan perkiraannya bahwa BI akan menurunkan suku bunga di bulan ini karena rupiah yang relatif terjaga dan cenderung menguat.
Selain itu, pelonggaran suku bunga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi domestik yang saat ini mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dari 5,02% (yoy) pada kuartal IV 2024 menjadi 4,87% pada kuartal I 2025.
Adapun Managing Director & CIO Pinnacle Investment, Andri Yauhari, menyampaikan BI akan menahan suku bunganya di 5,75% dengan pertimbangan karena Trade War yg masih belum ada kepastian masih dalam tahap negosiasi. Nilai tukar masih potensi terkoreksi, serta inflasi terakhir angkanya spike up meskipun masih dalam target BI.
Sementara Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri Permana mengungkapkan soal risiko naiknya Current Account Deficit (CAD) yang akan dirilis pekan ini sehingga ia memproyeksikan BI masih belum akan memangkas suku bunganya.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Reli Sambut Pengumuman BI Rate, Level 7.200 Bisa Ditembus?
Next Article IHSG Ditutup Anjlok 1,14%, Saham Perbankan Jadi Pemberat Utama