Jakarta, CNBC Indonesia - Investor pekan depan tampaknya masih harus siap-siap menghadapi lonjakan volatilitas perdagangan di pasar keuangan Tanah Air.
Ada banyak data penting yang dinanti baik dari eksternal sampai internal, mulai dari update perkembangan konflik di Timur Tengah hingga pengumuman BI rate terbaru.
Eskalasi Perang Iran Vs Irael Masih Memanas
Sentimen geopolitik masih memanas di Timur Tengah, usai Israel melancarkan serangan ke Iran pada Jumat pagi (13/6/2025) pekan lalu. Sehari setelahnya, Iran pun tak kalah meluncurkan serangan juga.
Ketegangan antara dua negara ini diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan.
Update terbaru pada Minggu (15/6/2025) melansir CNN International, para pejabat mengatakan Israel mendirikan pangkalan untuk meluncurkan drone peledak di dalam Iran.
Drone tersebut kemudian digunakan untuk menargetkan peluncur rudal di dekat Teheran. Senjata presisi juga diselundupkan dan digunakan untuk menargetkan sistem rudal permukaan-ke-udara, membuka jalan bagi Angkatan Udara Israel untuk melakukan lebih dari 100 serangan dengan lebih dari 200 pesawat pada dini hari Jumat waktu setempat.
Rencana untuk melumpuhkan pertahanan Iran tampaknya efektif. Israel mengatakan semua pesawatnya kembali dengan selamat dari gelombang serangan pertama, yang tampaknya menunjukkan keunggulan udara Israel atas sebagian wilayah negara yang jaraknya ratusan mil jauhnya.
Ini adalah operasi terbaru yang menunjukkan seberapa dalam badan intelijen Israel, termasuk Mossad, telah membobol beberapa rahasia Iran yang paling dijaga ketat. Operasi tersebut telah membuat Mossad tampak seperti kekuatan yang hampir tak terhentikan di Iran, yang mampu menyerang beberapa pejabat tertinggi dan lokasi paling sensitif.
"Mossad telah memperlakukan Iran seperti taman bermainnya selama bertahun-tahun," kata Holly Dagres, seorang peneliti senior di Washington Institute.
"Dari membunuh ilmuwan nuklir terkemuka hingga menyabotase fasilitas nuklir Iran, Israel telah membuktikan berkali-kali bahwa mereka selalu unggul dalam perang bayangan ini yang kini telah berlangsung secara terbuka sejak serangan balasan pertama pada April 2024."
Sumber keamanan Israel mengatakan operasi terbaru tersebut mengharuskan pasukan komando beroperasi jauh di dalam Teheran dan di seluruh negeri sambil menghindari deteksi dari badan keamanan dan intelijen Iran. Sumber tersebut mengatakan tim Mossad menargetkan rudal pertahanan udara, rudal balistik, dan peluncur rudal saat serangan dari Angkatan Udara Israel dimulai.
Sumber keamanan Israel kedua mengatakan operasi Mossad telah berlangsung selama bertahun-tahun, yang melibatkan upaya pengumpulan intelijen dan penempatan pasukan komando Mossad jauh di belakang garis musuh.
Beberapa pasukan komando Mossad beroperasi di ibu kota Iran itu sendiri, menurut sumber keamanan tersebut.
Update Pasar Tenaga Kerja AS - FOMC Meeting
Pekan depan dari negeri Paman Sam juga ada sejumlah data genting yang bisa mengguncang pasar, utamanya soal keputusan suku bunga the Fed.
Sebelum itu, pelaku pasar akan menerima data makro seperti ekspor, impor, retail sales, perkembangan stok minyak oleh EIA, sampai update pasar tenaga kerja, utamanya data klaim pengangguran mingguan.
Sejauh ini secara makro sempat ada perbaikan data usai data inflasi pekan lalu relatif mendingin, lebih baik dari perkiraan. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS mengalami inflasi 2,4%, lebih baik dari proyeksi pasar yang berharap tumbuh 2,5% secara tahunan (yoy).
Namun, sentimen inflasi yang lebih baik dari perkiraan ini dikaburkan oleh ketegangan geopolitik pada Jumat yang membuat harga minyak terbang lebih dari 7% hanya dalam sehari.
Secara teori, harga minyak yang melesat akan membuat prospek inflasi kembali memanas. Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran pasar karena bisa saja the Fed bisa lebih hawkish, menahan suku bunga di level tinggi dalam waktu lebih lama.
Meski begitu, kami melihat the Fed juga akan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, apalagi kuartal I/2025 AS sudah masuk kondisi kontraksi, ditambah Bank Dunia juga menurunkan target pertumbuhan ekonomi lebih lambar dari sebelumnya, dari 2,7% menjadi 2,3%.
Update Data Makro China : Pasar Tenaga Kerja - Keputusan Suku Bunga Kredit
Beralih ke kawasan regional, dari negeri Sang Naga Asia juga akan mengumumkan suku bunga acuan untuk kredit. Menurut laman Trading Economics, China masih akan menahan suku bunga kredit untuk tenor 1 tahun di 3%, sementara untuk tenor 5 tahun di level 3,5%.
Namun, sebelum pengumuman suku bunga, Tiongkok juga akan menerima sejumlah data makro ekonomi seperti penjualan ritel, indeks penjualan rumah, sampai tingkat pengangguran.
Hal itu cukup penting untuk diperhatikan karena akan menunjukkan prospek ekonomi China secara lebih lanjut. Apalagi pekan lalu tampak sudah ada sentimen positif dari negosiasi perdagangan dengan AS dan perdagangan terkait logam tanah jarang.
Pengumuman BI Rate
Lanjut ke domestik, hal penting yang akan datang adalah dari Bank Indonesia (BI). Pada tengah pekan ini, akan ada pengumuman soal suku bunga atau BI Rate.
Sebelumnya, pada Mei 2025, BI telah menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50%, setelah sebelumnya diturunkan pada Januari 2025. Ini menjadi penurunan untuk ke-dua kalinya pada tahun ini.
Kami melihat sebenarnya BI masih punya ruang untuk menurunkan suku bunga, tetapi sikap pelonggaran moneter perlu langkah hati-hati apalagi ada sentimen geopolitik yang memanas dan relatif sulit di kontrol.
Musim RUPS Berlanjut, Seminggu Bakal Ada 166 Emiten
Selain dari moneter, dari korporasi, pasar saham RI akan diwarnai aksi korporasi Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dari ratusan emiten.
Kami mencatat dan empat hari perdagangan bursa ada 166 emiten, sebagai berikut :
RUPS menjadi cukup menarik diperhatikan apalagi untuk beberapa emiten yang suka bagi dividen, karena biasanya dalam agenda atau mata acara RUPS, manajemen akan membahas penggunakan laba bersih dari tahun sebelumnya dan meminta persetujuan pemegang saham.
Selain itu, juga akan membahas hal penting lain-nya, misal seperti perubahan direksi, aksi korporasi, sampai rencana ekspansi perusahaan ke depan.
Antisipasi Pekan Terakhir Sebelum Libur Anak Sekolah
Dari domestik, pelaku pasar juga masih harus antisipasi libur panjang datang lagi. Kali ini libur panjang datang dari musim libur anak sekolah semester genap.
Libur panjang akan berlangsung rata-rata selama dua minggu. Biasanya libur akan memicu perjalanan jauh atau belanja yang lebih merata tidak hanya di ibukota tetapi ke daerah-daerah pinggiran dan tempat wisata.
Namun, pelaku pasar perlu antisipasi jika volatilitas di awal pekan depan bisa lebih tinggi karena investor memilih untuk amankan modal terlebih sebagai persiapan untuk libur, atau memilih untuk wait and see dulu seiring dengan ketidakpastian yang kembali mencuat, terutama dari eksternal seperti perang dan penantian data makro, mulai dari update pasar tenaga kerja sampai suku bunga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)