Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Prancis berencana melarang akses media sosial untuk anak-anak di bawah usia 15 tahun dan juga penjualan pisau kepada anak di bawah umur. Langkah ini diumumkan setelah insiden penusukan fatal terhadap seorang asisten guru oleh siswa berusia 14 tahun mengguncang negeri tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (10/6/2025) di Nogent, Prancis timur, saat seorang siswa menikam asisten sekolah berusia 31 tahun menggunakan pisau saat pemeriksaan tas.
"Saya mengusulkan pelarangan media sosial untuk anak-anak di bawah 15 tahun," kata Presiden Emmanuel Macron melalui platform X. "Platform bisa memverifikasi usia. Mari kita lakukan," ujarnya menambahkan.
Inisiatif ini selaras dengan proposal yang dipelopori Yunani dan didukung Prancis serta Spanyol, yang mendesak Uni Eropa untuk membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak. Ini dilakukan mengingat semakin banyak bukti platform tersebut berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik anak.
Macron menegaskan, jika tidak ada kemajuan berarti dalam beberapa bulan ke depan, maka Prancis akan menerapkan larangan ini secara sepihak. "Kita tidak bisa menunggu," ucapnya kepada stasiun televisi France 2.
Sejak beberapa tahun terakhir, Prancis mencatat sejumlah kasus kekerasan terhadap guru dan murid yang dilakukan oleh siswa lain. Pada Maret lalu, kepolisian mulai melakukan pemeriksaan acak terhadap tas siswa untuk mendeteksi pisau atau senjata lain di lingkungan sekolah.
Menanggapi insiden terbaru, Perdana Menteri Francois Bayrou mengumumkan larangan penjualan pisau kepada anak di bawah umur akan diberlakukan lewat dekrit dalam dua minggu ke depan. "Aturannya akan berlaku seketika," ujarnya.
Larangan tersebut mencakup segala jenis pisau yang bisa digunakan sebagai senjata. Bayrou juga mendorong uji coba penggunaan detektor logam di sekolah-sekolah. Namun, Menteri Pendidikan Elisabeth Borne mengingatkan bahwa detektor logam mungkin tidak efektif untuk mendeteksi pisau berbahan keramik.
Sebagai bentuk penghormatan, Borne menyerukan seluruh sekolah di Prancis untuk mengheningkan cipta selama satu menit pada Kamis siang. "Komunitas pendidikan kita, dan seluruh bangsa, sedang berduka," katanya.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Preventive Care Jadi Arah Baru Bisnis Layanan Kesehatan
Next Article Bak Durian Runtuh, Kota Ini Dapat Warisan Rp 168 M dari Pria Misterius