Inflasi April Turki 37,86%, Turun 11 Bulan Berturut-turut

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki mencatatkan inflasi pada April 2025 sebesar 37,86% secara tahunan, turun untuk bulan ke-11 berturut-turut. Data resmi dari Institut Statistik Turki (TUIK) yang dirilis Senin (5/5/2025) menunjukkan inflasi tersebut turun tipis dari 38,10% pada Maret 2025.

Meskipun terjadi penurunan inflasi tahunan, inflasi bulanan pada April meningkat menjadi 3,0%, naik dari 2,46% pada Maret. Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan harga di sektor pendidikan (79,2%), perumahan (74%), hotel dan restoran (41,8%), serta layanan kesehatan (41,9%).

Kenaikan harga-harga ini terus membebani rumah tangga Turki, yang telah menghadapi inflasi dua digit sejak 2019.

Sementara itu, penangkapan dan pemenjaraan Wali Kota Istanbul, Ekrem İmamoglu, yang merupakan rival politik utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, telah memicu protes massal dan mengguncang pasar keuangan.

Setelah penangkapan tersebut, lira Turki merosot hingga 12% terhadap dolar AS, mencapai rekor terendah sekitar 42 lira per dolar AS. Meskipun kemudian stabil di sekitar 38 lira per dolar AS, nilai tukar ini tetap 4,6% lebih lemah dibandingkan sebelum penangkapan.

Bank Sentral Turki (CBRT) merespons gejolak ini dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 700 basis poin menjadi 49% dan menjual sekitar US$50 miliar cadangan devisa untuk menstabilkan lira. Langkah-langkah ini menunjukkan upaya agresif untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas pasar.

Namun, efektivitasnya masih dipertanyakan mengingat tekanan politik yang terus berlanjut.

Sementara TUIK melaporkan inflasi tahunan sebesar 37,86% pada April, kelompok riset independen ENAG mencatat angka yang jauh lebih tinggi, yaitu 73,8%. Perbedaan signifikan ini menimbulkan pertanyaan tentang keandalan data resmi dan menambah ketidakpastian di kalangan pelaku pasar dan masyarakat.

Menteri Keuangan Mehmet Şimşek menyatakan keyakinannya bahwa prospek inflasi tetap sesuai jalur, meskipun ekspektasi inflasi jangka pendek memburuk.

Survei Bank Sentral menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi 12 bulan ke depan meningkat menjadi 25,6% untuk pelaku pasar, 41,7% untuk sektor riil, dan tetap tinggi di 59,3% untuk rumah tangga.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Warga Panik Berhamburan ke Jalan Usai Gempa M 6,2 di Istanbul

Next Article Soal Palestina, Prabowo Geram Suara Negara Muslim Tak Didengar

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |