Industri Otomotif China OTW 'Masuk Jurang', Pemerintah Warning Begini

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - China meminta industri otomotif setempat menyetop praktik perang harga. Fenomena tersebut ditakutkan bisa mengancam kesehatan sektor otomotif setempat.

Kementerian Industri berjanji melakukan peningkatan upaya memperbaiki praktik persaingan tidak sehat.

"Tidak ada pemenang dalam perang harga, apalagi masa depan," kata pejabat kementerian yang dikutip kantor berita Xinhua, Sabtu (31/5/2025).

Dilansir Reuters, pasar otomotif China mengalami ketegangan antar pemain karena persaingan yang ketat. Perang harga sudah terjadi dua tahun terakhir, namun hanya menunjukkan sedikit tanda akan mereda.

Pekan lalu, insentif ditawarkan pada lebih dari 20 model raksasa kendaraan BYD. Insentif itu termasuk program subsidi tukar tambah pemerintah.

Salah satunnya BYD Seagull yang dipangkas hingga 55.800 yuan. Langkah BYD juga mendorong juga Geely dan Chery mengikuti melakukan hal serupa.

Sementara itu, penghentian perang harga juga diserukan Produsen Mobil China (CAAM). Praktik tersebut disebut akan berdampak pada profitabilitas dan efisiensi.

CAAM mengatakan gelombang baru perang harga terjadi setelah diskon besar pada 23 Mei 2025. Namun tidak dijelaskan siapa yang melakukannya.

Lebih lanjut, CAAM mengusulkan solusi perusahaan mobil untuk memiliki prinsip persaingan adil. Selain itu meminta pemain besar bisa menahan diri dan monopoli pasar.

Chief Great Wall Motor, Wei Jianjun, buka suara soal hal ini. Menurutnya industri tengah tidak sehat dan tekanan harga membuat laba perusahaan menurun baik untuk perusahaan mobil maupun pemasok.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Paket Stimulus Baru - Perusahaan Bangkrut, Bos Besar Dihuku

Next Article Produsen Mobil Tiba-Tiba Diminta Jangan Ambil Untung Banyak-Banyak

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |