Jakarta, CNBC Indonesia - India masih menjadi pasar terbesar bagi batu bara Indonesia. India bahkan menyerap 35% dari total ekspor batu bara Indonesia pada April 2025.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan volume ekspor batu bara Indonesia pada April 2025 menyentuh 30,8 juta ton. Volume ekspor tersebut turun 10,13% dibandingkan pada April 2024. Sementara secara kumulatif (Januari-April 2025) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan ekspor sebesar 5,79%.
Begitu pula secara nilai, ekspor batu bara anjlok 25,32% menjadi US$1,94 miliar atau setara dengan Rp31,53 triliun pada April 2025 (kurs Rp16.250/US$).
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ekspor batu bara Indonesia antara lain adalah permintaan yang melemah dari India dan China.
China dan India adalah pasar utama bagi ekspor batu bara Indonesia. Oleh karena itu, berkurangnya permintaan dari kedua negara tersebut menjadi penyebab utama penurunan ekspor batu bara RI.
Apabila dilihat dari sisi nilainya, ekspor batu bara Indonesia ke India dan China secara kumulatif (Januari-April 2025) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan yang cukup dalam, yakni masing-masing sebesar 23,1% dan 37,54%.
Penurunan yang cukup dalam juga terjadi terhadap Jepang yakni sebesar 37,69% serta Taiwan sebesar 31,49%.
Impor Batu Bara oleh India dan China
Dikutip dari Reuters, selama lima bulan pertama tahun ini, impor batu bara termal melalui jalur laut di Asia mencapai 346,96 juta ton, turun 7,0% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan dari China dan India, dua importir batu bara terbesar di dunia.
Impor batu bara termal melalui jalur laut China selama periode Januari-Mei mencapai 116,62 juta ton, turun 13,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara India mengimpor 71,07 juta ton, mengalami penurunan 4,7%.
Permintaan batu bara dari China berkurang pada 2025 setelah mencapai rekor pada 2024, akibat produksi dalam negeri yang meningkat serta pemanfaatan energi hidro dan energi terbarukan yang mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara.
Data terbaru menunjukkan bahwa China memproduksi 389,31 juta ton batu bara pada April, meningkat 3,8% dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, total produksi selama empat bulan pertama tahun ini mencapai 1,58 miliar ton, naik 6,6% dari periode yang sama tahun lalu.
Di India, produksi batu bara domestik juga mengalami peningkatan, dengan output mencapai 86,24 juta ton pada Mei, naik dari 83,96 juta ton pada Mei tahun lalu.
Foto: Coal import China, Japan, and India
Sumber: Kpler
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)