Jakarta, CNBC Indonesia- Tanggal 1 Muharram menandai permulaan tahun baru dalam kalender Islam (Hijriyah), yang dimulai sejak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M. Hijrah ini menjadi titik balik penting dalam sejarah Islam, menandai penyebaran Islam secara luas di zaman Nabi Muhammad SAW.
Hari ini juga menandai telah datangnya bulan mulia yang penuh dengan anjuran amalan baik, yang khusus dilakukan di bulan ini. Meskipun tidak ada hari ibadah yang ditentukan untuk umat Muslim pada 1 Muharram, umat Muslim dapat menggunakannya sebagai waktu untuk merenungkan perjalanan dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dan umat Muslim pada zamannya.
Pelajaran dari Hijrah
Hijrah dilakukan atas perintah Allah SWT sebagai bagian dari jihad dan untuk menyempurnakan agama Islam. Hijrah ke Madinah memungkinkan Nabi Muhammad SAW mendirikan pemerintahan Islam berdaulat agar dakwah Islam dapat berkembang dan umat Islam mendapatkan perlindungan yang lebih baik.
Kala itu, penolakan, intimidasi, siksaan, bahkan ancaman pembunuhan semakin gencar dilakukan oleh Kaum Quraisy di Mekah terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya. Akibatnya, keamanan umat Islam yang saat itu masih sedikit jumlahnya semakin terancam, membuat mereka terdesak untuk hijrah ke kota Yatsrib yang menjadi cikal bakal kota Madinah.
Perintah hijrah yang Allah turunkan untuk Nabi dan kaum muslimin Makkah ini membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya harus meninggalkan kota kelahiran mereka dan kota masa kecil mereka, pula karib kerabat dan keluarga tersayang.
Peristiwa hijrah mengajarkan tentang arti kegigihan dan pantang menyerah. Semua penolakan kaum Quraisy tidak serta merta menyurutkan semangat Nabi Muhammad, justru semakin menguat dan gigih dalam berdakwah.
Peristiwa hijrah juga mengajarkan pentingnya perencanaan yang matang untuk mencapai kesuksesan, dengan pondasi utama penggunaan sumber daya secara tepat, efektif, dan optimal.
Dalam hijrah Nabi Muhammad SAW, wanita memiliki peran penting, seperti yang diceritakan Aisyah radhiyallahu 'anha mengenai dirinya dan saudarinya Asma':
"Lalu, kami mempersiapkan untuknya bekal dengan cepat dan sigap. Kami membuatkan untuk keduanya Sufrah (tempat membawa makanan untuk musafir) dalam Jirab (bejana tempat menaruh perbekalan). Kemudian Asma' binti Abu Bakr memotong ikat pinggangnya, dan mengikatkan ke bejana tersebut. Dari situlah ia dinamai dengan dzatunnithaq (yang memiliki ikat pinggang)." (HR. Bukhari no. 5807)
Bukti perencanaan yang matang dalam hijrah Nabi juga terlihat dari beberapa hal:
-
Seorang penggembala bernama Amir bin Fuhairah sengaja menggiring hewan gembalaannya melalui jalur gua untuk menghilangkan jejak kaki Nabi dan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Ia juga memberi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam minum susu dombanya.
-
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyewa Abdullah bin Uraiqit, seorang musyrik yang dipercaya dan profesional, sebagai penunjuk jalan. Abdullah membimbing Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu melewati rute yang berbeda dari jalan biasa yang dilalui orang lain.
Kemuliaan Bulan Muharram
Bulan Muharram termasuk salah satu dari empat bulan suci (al-ashhur al-hurum) di mana peperangan dilarang untuk dilakukan dan dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah serta menjauhi dosa. Arti dari Muharram adalah "dilarang", merujuk pada fakta bahwa Muharram adalah salah satu dari empat bulan suci di mana perang dilarang.
Bulan Muharram sebagai penanda pergantian baru merupakan momen tepat untuk memohon ampunan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan di tahun yang sudah lalu, kemudian berintrospeksi diri untuk menjadi lebih baik lagi di tahun yang baru
Tanggal 10 Muharram dikenal sebagai Hari Asyura yang memiliki keutamaan khusus. Rasulullah SAW menganjurkan puasa pada hari ini karena dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Puasa Asyura dianjurkan untuk dibarengi dengan ibadah puasa pada sehari sebelumnya, tanggal 9 Muharram.
Puasa ini sebagai perwujudan rasa syukur umat Islam karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Firaun pada hari ini.
Puasa Asyuro adalah amalan yang disunnahkan yang memiliki keutamaan dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya" (HR. Muslim no. 1162).
CNBC Indonesia Research
(emb)