Jakarta -
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menerima Gelar Warga Kehormatan Sesepuh Masyarakat Tengger dalam acara Resepsi Yadnya Kasada 2025 yang berlangsung malam ini di Pendopo Agung Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Fadli menyampaikan terima kasih atas penganugerahan tersebut dan mengapresiasi tinggi perhelatan malam Resepsi Yadnya Kasada sebagai simbol keharmonisan antara manusia, alam, dan nilai-nilai budaya luhur. Dalam sambutannya, Fadli menyampaikan terima kasih atas penganugerahan tersebut dan mengapresiasi tinggi perhelatan malam Resepsi Yadnya Kasada sebagai simbol keharmonisan antara manusia, alam, dan nilai-nilai budaya luhur.
"Budaya adalah aset nasional, kekayaan yang tidak habis dieksplorasi dan diwariskan secara berkelanjutan dari generasi ke generasi. Di tengah tantangan globalisasi, budaya adalah fondasi pembangunan dan identitas bangsa," ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6/2025)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelar kehormatan diberikan oleh pemangku adat setempat Romo Dukun Pandita Sutomo sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi Fadli dalam pelindungan dan pemajuan kebudayaan nasional, khususnya berupaya dalam melayani serta berkontribusi bagi masyarakat Tengger. Penganugerahan Gelar Warga Kehormatan Sesepuh Masyarakat Tengger juga diberikan kepada beberapa tokoh lainnya, antara lain:
● Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kementerian Kebudayaan RI
● Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo
● Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo
● Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo
● Dandim 0820 Probolinggo
● Kajari Kabupaten Probolinggo
● Ketua Pengadilan Negeri Kraksaan
● Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Kementerian Kehutanan
● Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
● Ketua TP2D Kabupaten Probolinggo.
Fadli juga menekankan pentingnya pelestarian budaya sebagai kekuatan nasional. Menurut Fadli, Indonesia mungkin belum menjadi kekuatan besar dalam ekonomi, politik, atau militer, tapi secara budaya adalah adikuasa.
"Kekayaan budaya kita adalah megadiversity yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Ini adalah national treasure yang tidak bisa diklaim bangsa lain," ungkap Fadli.
Selanjutnya Fadli turut menyampaikan kebudayaan adalah soft power yang tak kalah penting dari kekuatan fisik dan merupakan kekuatan yang membentuk peradaban serta memperkuat diplomasi bangsa di kancah global. Mengakhiri sambutannya, Fadli menyampaikan harapan untuk semakin memperkuat sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, komunitas, dan masyarakat dalam menjaga dan memajukan budaya lokal.
"Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat Tengger yang menjaga nilai-nilai luhur warisan budaya ini. Semoga rahmat Tuhan senantiasa mengalir bagi kita semua," kata Fadli.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, dalam sambutannya menegaskan kebudayaan merupakan comparative advantage yang tak tergantikan. Menurut Emil, budaya tidak bisa dimanufaktur atau diklaim oleh bangsa lain.
"Karena itu, Jawa Timur berkomitmen menjadikan kebudayaan sebagai salah satu prioritas pembangunan. Apa yang kita lakukan malam ini di Tengger adalah pengukuhan ekosistem budaya yang hidup dan berkarakter," ujar Emil.
Resepsi Yadnya Kasada merupakan bagian dari rangkaian upacara adat Yadnya Kasada, sebuah tradisi sakral masyarakat Tengger yang digelar setiap tahun pada malam ke-14 hingga puncaknya pada hari ke-15 bulan Kasada dalam penanggalan Jawa Tengger. Dalam perayaan ini, masyarakat Tengger mempersembahkan hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai ungkapan syukur dan penghormatan kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur.
Resepsi ini menjadi momen penting untuk mengangkat kembali nilai-nilai spiritual, kebersamaan, dan penghargaan terhadap harmoni antara manusia dan alam. Sebagai informasi, dalam acara ini Fadli turut didampingi oleh Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Staf Khusus Menteri Bidang Keprotokolan dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual, Putri Woelan Sari; Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, Endah Budi Heryani.
Acara malam ini juga dihadiri oleh para pemangku kepentingan, di antaranya Plt Gubernur Jawa Timur, Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo, Ketua dan anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, unsur Forkopimda dari Kabupaten dan Kota Probolinggo, serta jajaran Kementerian Kehutanan RI.
(hnu/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini