Duh! Kelas Menengah RI Susah Bayar Cicilan Rumah

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Daya beli kelas menengah di Indonesia tertekan. Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NLP) kredit pemilikan rumah (KPR).

Kondisi ini diakui oleh para bankir. Seperti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang dikenal sebagai bank perumahan, alias bank yang fokus memberikan pembiayaan perumahan. Direktur Manajemen Risiko BTN, Setiyo Wibowo mengakui perburukan kualitas KPR juga terjadi di bank pelat merah itu.

"Kondisi pasar yang terkait dengan kualitas kredit retail terjadi juga di BTN, khususnya terkait dengan NPL segmen KPR dimana per Juni NPL segmen konsumer di sekitar 3,21%," ungkap Setiyo saat dihubungi CNBC Indonesia, dikutip Selasa (15/7/2025).

Ia mengatakan BTN telah menelaah tren kenaikan NPL ini seiring dengan adanya penurunan kemampuan keuangan segmen menengah ke bawah. Setiyo melanjutkan, hal ini juga tampak pada hasil statistik makro dimana terjadi pelemahan pertumbuhan PDB, tren PHK yang meningkat maupun tingkat konsumsi yang menurun.

Menyikapi hal ini, kata dia, BTN melakukan sejumlah langkah mitigasi. Antara lain penyesuaian portfolio guideline dan risk acceptance criteria yang lebih prudent, memperkuat underwriting proses dengan lebih menggunakan teknologi seperti Gen AI, maupun mendorong pertumbuhan di segmen yang berisiko lebih rendah seperti nasabah existing BTN, nasabah payroll, dan sektor-sektor usaha yang masih tumbuh sehat.

"Kami juga memperkuat team back end yaitu collection dan recovery untuk segera memperbaiki tingkat tunggakan kolektibilitas 2 maupun NPL," ujar Setiyo.

Adapun berdasarkan Statistik Sistem Keuangan Indonesia Juni 2025 yang diterbitkan Bank Indonesia (BI), non performing loan (NPL) KPR tembus 3,24%, melebihi pada saat akhir 2020 sebesar 2,78%. Rasio NPL bulan Mei itu juga merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Kondisi tersebutsejalan dengan pertumbuhan KPR yang malah melandai. NPL KPR sebesar 3,24% per Mei 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan April yang sebesar 3,13%. Pada Maret dan Februari NPL KPR 2,99% dan Januari 2025, NPL KPR berada di posisi 2,88%.

Sementara itu, pada Januari 2025, KPR tercatat tumbuh 11,51% secara tahunan atau year on year (yoy). Sebulan kemudian, KPR masih mampu tumbuh double digit, tapi melambat sedikit menjadi 11,49% yoy.

Pada Maret, pertumbuhan KPR hanya single digit sebesar 9,28% yoy. Di bulan April, pertumbuhan KPR melambat lagi menjadi 8,67% yoy, dan pada bulan Mei menjadi 8,15% yoy.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Data Transaksi QRIS Ungkap Beban Kelas Menengah RI Berat

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |