Digendong Emiten BUMN, IHSG Akhirnya Balik ke Level 7.000

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melaju kencang hari ini, Kamis (15/5/2025).

Pada penutupan perdagangan, IHSG melesat 0,86% atau naik 60,28 poin ke level 7.040,16. Sebanyak 345 saham naik, 257 turun, dan 208 tidak bergerak.

Nilai transaksi hari ini tergolong ramai yakni mencapai Rp 16,94 triliun yang melibatkan 36,59 miliar saham dalam 1,51 juta kali transaksi.

Mengutip Refinitiv, nyaris semua sektor berada di zona hijau. Hanya sektor bahan baku yang terkoreksi tipis.

Sektor properti, finansial dan kesehatan memimpin penguatan, dengan saham perbankan dan BUMN kembali menjadi penggerak utama IHSG hari ini.

Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang kemarin terbang 6% lebih hari ini kembali menjadi penggerak utama kenaikan IHSG setelah lompat 4,4% dan menyumbang 27,52 indeks poin.

Selanjutnya ada Bank Mandiri (BMRI) yang naik 5,45% dan berkontribusi 25,41 indeks poin.

Kemudian ada saham Telkom Indonesia (TLKM) yang naik 2,70% dan memberikan kontribusi 7,98 indeks poin.

Melengkapi empat besar ada Bank Negara Indonesia (BBNI) yang naik 2,97% dan berkontribusi atas kenaikan sekitar 4,68 indeks poin.

Adapun pasar keuangan Tanah Air cenderung bergerak di zona penguatan. Pertumbuhan penjualan ritel hingga membaiknya ramalan pertumbuhan ekonomi AS dapat mendorong laju pasar keuangan Tanah Air, mengingat AS menjadi salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia.

Investor juga menunggu data neraca perdagangan April 2025 serta pidato Ketua The Fed Jerome Powell.

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang mengatakan bahwa kekhawatiran pelaku pasar mereda seiring dengan perang antara Amerika Serikat (AS) dan China mereda, ditambah ada dana asing masuk cukup besar.

"Masih sentimen Trump jadi kekhawatiran kinerja emiten mereda plus asing sdh masuk besar kmrn tercatat net buy di IDR 2.8 triliun" ungkap Hosiana.

Ekonom dari Sucor Sekuritas, Ahmad Mikail Ahmad Mikail juga mengatakan dari global ada perpindahan dana asing dari AS ke negara-negara lain, terutama ke aset keuangan Eropa dan Jepang.

Mikail juga menyoroti "Perpindahan uang ini juga tercermin dari naiknya Yield UST 10 tahun ke 4.5% dari rata-rata 4.0% di kuartal tiga tahun lalu"

Dari perpindahan uang ini membuat pasar saham Indonesia mendapatkan keuntungan.

Menurut Mikail, ekonomi Indonesia dinilai masih kuat dengan laba emiten-emiten besar masih tumbuh positif, ini membuat investor asing mau kembali ke pasar saham Indonesia, ditambah valuasi juga sudah murah karena terjadi koreksi dalam di bulan Februari - Maret.

Selain itu, imbal hasil SUN dan SRBI juga sudah turun cukup drastis tahun ini, membuat minat investor kembali menempatkan dana-nya ke pasar saham.

Sebagai catatan, yield SBRI sudah turun dari 7,4% ke 6,4% tahun ini. Ini mendorong adanya arus keluar dari pasar surat uang ke saham.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Melesat, Berhasil Sentuh Level 7.000

Next Article Breaking! IHSG Ambruk Lagi, Turun nyaris 10% Dalam Tiga Bulan

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |