Chaos Demo Antipemerintah, Massa Bentrok dengan Polisi-31 Orang Tewas

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi protes antipemerintah di Kenya kembali memanas. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya (KNCHR) melaporkan sedikitnya 31 orang tewas dan 107 lainnya luka-luka dalam demonstrasi besar-besaran yang berlangsung sejak awal pekan ini.

Dalam pernyataan resminya, KNCHR juga mencatat dua kasus penghilangan paksa serta penangkapan terhadap 532 orang. Kekerasan pecah di sejumlah wilayah, termasuk ibu kota Nairobi dan kota Eldoret, saat demonstran bentrok dengan aparat keamanan.

"Kami mengutuk keras semua pelanggaran hak asasi manusia dan mendesak akuntabilitas dari semua pihak yang bertanggung jawab, termasuk polisi, warga sipil, dan pemangku kepentingan lainnya," tulis KNCHR dalam pernyataan yang dikutip dari Al Jazeera, Rabu (9/7/2025).

Protes berlangsung pada Hari Saba Saba, tanggal simbolik yang memperingati pemberontakan 7 Juli 1990 melawan rezim otoriter Presiden Daniel Arap Moi. Namun, aksi damai ini berubah ricuh. Polisi dituding bekerja sama dengan geng-geng bersenjata yang membawa parang dan tombak. Sejumlah fasilitas umum, termasuk supermarket, turut dirusak.

Menurut Kelompok Kerja Reformasi Kepolisian Kenya, aparat keamanan juga melanggar prosedur hukum saat membubarkan massa.

"Polisi bersenjata lengkap dengan perlengkapan militer dikerahkan secara melanggar perintah pengadilan, menggunakan topeng dan kendaraan tak bertanda untuk menyembunyikan identitas mereka," tulis kelompok tersebut.

Aksi unjuk rasa diikuti di 20 dari 47 wilayah di Kenya, seperti Nairobi, Mombasa, Kisumu, Meru, dan Nakuru. Gelombang protes dipicu oleh usulan kenaikan pajak pada Juni 2024, yang kemudian meluas menjadi kritik terhadap kondisi ekonomi, korupsi, dan kebrutalan polisi.

Para demonstran juga menuntut Presiden William Ruto mundur dari jabatannya, menyusul respons represif pemerintah terhadap aksi damai warga.

Dengan penambahan korban terbaru, total jumlah kematian dalam protes sejak tahun lalu mencapai lebih dari 100 orang, termasuk 16 orang yang tewas dalam unjuk rasa nasional pada 25 Juni lalu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Negara Bangkrut Ini Makin Sengsara, Kini Penduduk Sudah Tak Punya Duit

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |