Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bicara mengenai permasalahan pemberian dana hibah di Indonesia. Menurutnya, salah satu yang menjadi kendala adalah tidak ada lembaga dana perwalian atau trust fund yang terpercaya.
Hal itu diungkapkan BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, saat berdialog dengan filantropi yang juga founder Gates Foundation Bill Gates di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
BGS mencontohkan di Kementerian Kesehatan, bergulir dana hibah sebesar US$ 1 miliar yang mayoritas berasal dari lembaga global seperti Gates Foundation.
Ia lantas menjelaskan, pendanaan filantropi di negara maju biasanya sebesar 2% dari PDB. Sehingga Indonesia memiliki potensi mencapai US$ 30 miliar dari potensi 2% terhadap PDB Indonesia yang mencapai US$ 1,5 triliun.
Hanya saja, lanjut BGS, banyak orang Indonesia yang mau memberikan hibah, namun uangnya tidak dapat diberikan langsung di Indonesia, melainkan ke negara lain.
Ia mencontohkan saat Pandemi Covid-19, Indonesia banyak menerima dana hibah, seperti dari Mochtar Riady Foundation hingga Tanoto Foundation. Hanya saja dana itu diberikan melalui negara lain.
"Alasannya adalah karena kita tidak memiliki entitas yang terpercaya, karena kepercayaan tidak dapat dipaksakan, kepercayaan harus diperoleh," kata BGS.
"Itulah mengapa saya berbicara dengan Pak Rosan, mungkin kita bisa mendirikan sesuatu seperti yang dimiliki Temasek Trust, yaitu dengan membentuk Danantara Trust," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, BGS juga menawarkan Gates untuk duduk di dewan penasehat Danantara Indonesia bersama Ray Dalio. Dengan cara itu, maka dapat membantu meningkatkan kepercayaan terhadap Danantara Trust Fund, sehingga banyak orang kaya yang dapat mulai memberikan uangnya.
"Karena Ray Dalio dan Bill Gates juga duduk di Dewan Pendidikan Filantropi Tiongkok," ujar Rosan.
(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus RS Tingkatkan Layanan Kesehatan yang Cepat & Efisien
Next Article Cukai Minuman Berpemanis Jadi Diterapkan Tahun 2025? Ini Kata Menkes
