Jakarta, CNBC Indonesia - Semakin banyak perusahaan yang berlomba-lomba melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO). Momentum perusahaan yang akan melaksanakan IPO pun selalu menjadi penantian besar bagi publik, termasuk para investor pasar modal.
Tahun ini diperkirakan jumlah perusahaan yang akan IPO tak kalah banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Pesta saham IPO pun disebut akan kembali dimulai. Jika tahun lalu terdapat 41 perusahaan yang melaksanakan IPO, pada tahun ini Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik 66 perusahaan tercatat baru melalui penawaran umum perdana saham atau IPO.
Namun ternyata terdapat beberapa kelebihan sekaligus kekurangan perusahaan yang IPO. Hal ini disampaikan Ishak Chandra CO-Founder and Group CEO Triniti Land dalam IPO Bootcamp 2025: How to Create 10X Valuation & Go Public, Jumat (30/5/2025).
Kelebihan perusahaan publik adalah memiliki akses permodalan lebih luas. Di mana pendanaan kerap menjadi salah satu kendala bagi perusahaan swasta yang hanya bisa memperoleh pendanaan dari pinjaman bank, investor, atau private equity.
"Akses permodalan lebih luas bisa dari pasar saham, rights issue, obligasi publik dan lainnya," kata dia Jumat (30/5/2025).
Kelebihan kedua adalah likuiditas tinggi karena saham bisa diperjualbelikan dengan mudah dan valuasi transparan. Terakhir reputasi perusahaan semakin baik.
"Reputasi merek naik dan kredibilitas meningkat di mata publik partner dan bank," tegas Ishak.
Sementara itu beberapa kekurangan perusahaan publik adalah wajib memberikan transparansi dengan menerbitkan laporan keuangan. Selain itu mendapatkan tekanan dari pasar dan investor.
"(Perusahaan) fokus jangka pendek harus deliver earnings," kata dia.
Perusahaan publik juga membutuhkan biaya tinggi karena perlu melakukan audit, legal, advisor, dan investor relations. Terakhir perusahaan akan kehilangan kontrol.
"Kehilangan kontrol jika saham tersebar luas atau hostile takeover," pungkas dia.
Untuk diketahui, IPO Bootcamp 2025: How to Create 10X Valuation & Go Public digelar oleh Asian Tiger School. Acara ini berlangsung pada 30 Mei sampai 2 Juni 2025 di Jakarta. Beberapa mentor utama yang hadir dalam gelaran ini, yakni Sandiaga Uno (Founder Saratoga Investama Sedaya), Ishak Chandra (Co-founder and Group CEO Triniti Land), Mardigu Wowiek (Entrepreneur dan Komisaris Utama Bank BJB), serta tim legal dari Assegaf Hamzah and Partners.
IPO Bootcamp 2025 ditujukan untuk membekali pelaku usaha, mulai dari UMKM hingga korporasi mapan. Peserta dibekali pengetahuan strategi membangun Good Corporate Governance, meningkatkan valuasi perusahaan hingga 10 kali lipat, serta memahami jalur legal, keuangan, dan strategis menuju pasar modal.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BEI Buka Suara Soal Isu Persib Bandung Mau IPO
Next Article Krakatau Steel Buka Opsi Boyong Anak Usaha Buat IPO