Jakarta, CNBC Indonesia-Ekonom Senior Arthur Laffer memperkirakan hubungan Amerika Serikat dan China akan membaik dalam beberapa waktu ke depan. Ini menjadi era baru dalam perdagangan dan perekonomian global.
Dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, Laffer menjelaskan saat ini dunia dalam pengaturan ulang berbagai kebijakan. AS sendiri, melalui Presiden Donald Trump melakukan reformasi dari sisi fiskal dan perdagangan secara besar-besaran.
"Semua regulasi sedang diatur ulang di AS. Saya pikir penyesuaian ini mengarah ke arah yang positif, sehingga perekonomian dunia akan berjalan dengan baik dalam empat hingga lima tahun ke depan," ungkapnya.
AS, kata Laffer memang menjadi perhatian dunia karena memegang peranan besar dalam perekonomian dunia. Begitu juga China yang juga memiliki pangsa besar dalam perdagangan dunia.
Upaya diplomatik oleh kedua belah pihak telah meningkat setelah berminggu-minggu ketegangan perdagangan dan ketidakpastian meningkat setelah Trump mengumumkan tarif impor yang luas terhadap Tiongkok dan mitra dagang lainnya pada bulan April.
Beijing membalas tarif, dan terjadi peningkatan tarif bea masuk sebelum kedua pihak sepakat di Jenewa pada bulan Mei untuk memangkas bea masuk sementara selama 90 hari dan memfasilitasi perundingan. Saat itu, tarif AS atas impor Tiongkok dipotong dari 145% menjadi 30%, sementara pungutan Tiongkok atas impor AS diturunkan dari 125% menjadi 10%.
"Kami telah mencapai kesepakatan. Kesepakatan 90 hari dengan China, yang menurunkan tarif dan pembatasan secara drastis. Ini menjadi kabar baik bagi pasar," ujar Dewan Penasihat Kebijakan Ekonomi Presiden Ronald Reagan tersebut.
Laffer menegaskan, kesepakatan antara kedua negara akan membawa dampak positif bagi dunia. Termasuk bagi negara berkembang seperti Indonesia dalam hal kemakmuran dan kesejahteraan.
"Saya pikir hubungan antara China dan AS akan membaik secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan," terangnya.
"Jika AS dan China dapat membangun hubungan dagang yang baik, yang saya pikir itu akan terjadi, maka hal ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian dunia yang lebih makmur dan sejahtera," kata Laffer.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Negara Ngamuk ke Perang Dagang Baru Trump, Siap Balas Dendam