Alasan Ilmiah Banyak Pasangan Tak Mau Tidur Sekamar

10 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena sleep divorce makin umum ditemui di kehidupan pasangan modern. Kendati mengandung kata perceraian yang menakutkan, hal ini ternyata menjadi solusi agar hubungan suami istri memiliki tidur berkualitas.

Dalam bahasa Indonesia, sleep divorce definisikan sebagai pisah ranjang pada malam hari dan tetap menjalankan kehidupan dengan normal.

Para ahli menyebut sleep divorce bukanlah konotasi negatif, melainkan solusi yang baik bagi kesehatan hubungan suatu pasangan atau yang sedang menghadapi tantangan tidur bersama. Sejatinya, tidur yang berkualitas memengaruhi segala hal termasuk dapat membantu menjaga hubungan yang lebih sehat

Menurut Survei Tidur Global 2025 oleh Resmed, sebuah perusahaan perangkat medis, sepertiga pasangan mengatakan mereka mengalami gangguan tidur karena dengkuran, napas keras, atau napas tersengal-sengal dari pasangan mereka.

Wanita tampaknya lebih terpengaruh sekitar 20%, dibandingkan dengan 11% pria yang memiliki keluhan yang sama.

Psikiater Dr. Joshua Weiner telah menikah selama 25 tahun dan telah menjalani sleep divorce selama 10 tahun.

"Sleep divorce memalukan sampai taraf tertentu. Namun kita perlu meningkatkan kesadaran akan hal ini, memberi tahu orang-orang bahwa gangguan tidur adalah masalah umum," kata Weiner kepada NBC Washington pada Juni 2025.

Begitu ia mengangkat topik tersebut, banyak pasangan mengatakan kepadanya bahwa mereka memiliki masalah yang sama.

Manfaat sleep divorce

Beberapa pasangan mengatakan bahwa tidur di tempat terpisah dapat meningkatkan kualitas hubungan pernikahan mereka dan mengurangi konflik.

"Anda akan menjadi jauh lebih gelisah, jengkel, marah pada pasangan jika bangun dalam keadaan lelah dan merekalah yang menjadi alasan Anda tidak tidur nyenyak," kata Weiner.

Efek samping sleep divorce

Meski demikian, Dr. Carol Ash, pakar tidur di RWJ Barnabas Health di New Jersey, merekomendasikan pasangan tidur bersama karena lebih sehat untuk hubungan.

"Saat Anda tidur dengan pasangan, Anda mengalami sinkronisasi dan stabilisasi pola gelombang otak saat tidur. Kualitas tidur Anda membaik dan sinkronisasi itu, menurut kami, bertanggung jawab atas hubungan yang sehat," ungkap Ash.

Ash menyarankan jika Anda tak tahan dengan dengkuran pasangan, maka carilah solusinya dengan intervensi medis. Mungkin salah satu pasangan perlu menurunkan berat badan atau berhenti tidur telentang untuk berhenti mendengkur.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Ahli Gizi: 7 Makanan Ini Diam-diam Mengganggu Kualitas Tidur

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |