Alarm Ekonomi RI Bunyi, Pakar IPB Soroti Daya Beli Turun dan Potensi PHK

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengamat ekonomi menyoroti daya beli masyarakat yang melemah dan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah perlambatan ekonomi Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025, hanya tumbuh 4,87%. 

Dosen Ekonomi Pembangunan IPB University, Muhammad Findi menilai, penurunan arus mudik tahun ini mencerminkan tekanan ekonomi yang sedang dialami masyarakat. "Mudik tahun ini tampak lebih sepi dibandingkan sebelumnya. Ini mengindikasikan menurunnya kemampuan finansial masyarakat," ujar Findi dalam paparannya, dikutip Selasa (6/5/2025).

Survei Kementerian Perhubungan mencatat, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan mencapai 146,48 juta orang, turun drastis dibandingkan 193,6 juta pemudik pada 2024. Penurunan sebesar 24% ini menjadi sinyal perlambatan ekonomi yang perlu segera direspons, menurut Findi.

"Ini saatnya pemerintah mengambil langkah strategis, terutama lewat penciptaan lapangan kerja baru. Sektor ekonomi kreatif, yang banyak diminati generasi muda, bisa menjadi tumpuan," jelas Findi.

Terlebih bayang-bayang PHK massal juga menghantui. Ia memprediksi ketidakpastian ekonomi global dinilai dapat memicu gelombang PHK sepanjang 2025, terlebih jika pemerintah tak memberikan dukungan memadai bagi pelaku usaha.

Data BPS menunjukkan tingkat pengangguran terbuka pada 2024 berada di kisaran 4,81% di semester I dan 4,91% di semester II. Tren ini dikhawatirkan berlanjut jika stimulus ekonomi tak segera digelontorkan.

Findi juga menyoroti penurunan perputaran uang selama Lebaran. Pada 2025, nilainya tercatat Rp137,98 triliun, turun dari Rp157,3 triliun pada 2024.

"Ini jadi indikator kuat bahwa daya beli masyarakat sedang melemah, dan efeknya bisa menjalar ke sektor industri hulu," ujarnya.

Untuk itu, ia mendorong masyarakat melakukan efisiensi pengeluaran dan mengalihkan dana ke sektor-sektor produktif. Di sisi lain, pemerintah diminta memastikan ketersediaan kebutuhan pokok, memperkuat layanan kesehatan, serta melanjutkan program sosial seperti Makan Bergizi Gratis dan bebas biaya sekolah.

"Stabilitas politik dan keamanan dalam negeri juga menjadi faktor penting agar semangat pemulihan ekonomi bisa terjaga," tutupnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi RI Lesu di Kuartal I, Diramal Hanya Tumbuh 4,9%

Next Article Gak Sangka! Ini Penyebab Jutaan Warga Kelas Menengah RI Turun Kasta

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |