Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan, dekade ini akan menentukan arah Indonesia, berhasil atau tidak dalam pembangunan. Terutama dengan kondisi Indonesia sebagai salah satu negara terpadat di dunia. Sementara, saat ini ada krisis yang telah terjadi dan mengancam nasib Indonesia.
Di saat ekonomi menengah di Indonesia bertumbuh, sebutnya, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan agenda pembangunan yang jelas dan berani. Sehingga, Indonesia harus mengamankan masa depan dengan memperkuat ketahanan pangan, air, dan energi melalui pendekatan terintegrasi, adil, dan berkelanjutan.
Hal itu disampaikannya saat membuka membuka Konferensi Internasional Infrastruktur (International Conference on Infrastructure/ICI) 2025 di JCC, Jakarta, Rabu (11/6/2025). Dia pun meminta ajang ICI 2025 tak sekadar forum diskusi, tapi menghasilkan landasan aksi nyata yang berani dan transformatif.
"Saat ini, Indonesia tidak hanya menghadapi tantangan, tetapi berpacu dengan tiga jam urgensi. Pertama, jam demografi. Lebih dari 3 juta warga baru lahir setiap tahun. Kita harus memperluas akses terhadap perumahan, layanan, dan peluang untuk memenuhi kebutuhan mereka," katanya.
Jam kedua, ujar AHY, jam ekonomi.
"Kita harus mengangkat jutaan masyarakat ke kelas menengah, mendistribusikan kesejahteraan secara lebih merata, dan meningkatkan daya saing global kita," ucapnya.
Sementara jam ketiga adalah jam ekologi. AHY menekankan, perubahan iklim bukan lagi tantangan masa depan, karena sudah terjadi.
"Perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, melainkan krisis yang sedang berlangsung-mengganggu kota-kota, mengikis garis pantai, dan membebani sistem pangan dan air kita," kata AHY.
"Hari ini Indonesia berada pada titik penentu. Dekade ini akan menentukan arah Indonesia. Keberhasilan kita bergantung pada apa yang kita bangun, bagaimana kita membangunnya, dan yang terpenting, untuk siapa kita membangunnya," cetus AHY.
Karena itu, tegas AHY, Indonesia harus berani berinvestasi besar dalam infrastruktur. Yakni, infrastruktur yang menurunkan biaya logistik dan meningkatkan produktivitas.
"Infrastruktur yang memastikan pasokan air untuk pertanian, energi untuk industri, dan perumahan bagi para pekerja. Infrastruktur yang meningkatkan mobilitas di kota, menghubungkan daerah terpencil, dan menarik investasi ramah iklim," ucapnya.
"Singkatnya, infrastruktur adalah fondasi dari pertumbuhan yang inklusif dan berkualitas tinggi. Jika kita membangun dengan bijak-berlandaskan ketahanan, keadilan, dan urgensi kita bukan hanya akan mencapai pertumbuhan tinggi, tapi juga mampu mempertahankannya lintas generasi," tambah AHY.
Dia menegaskan, infrastruktur bukan sekadar proyek-proyek terpisah.
"Ini tentang sistem, jaringan, dan ketahanan. Kami tidak hanya mengoordinasikan program, tetapi menyelaraskan tujuan. Setiap jalan tol baru harus membuka potensi ekonomi. Setiap pelabuhan baru harus menyatu dalam ekosistem logistik nasional. Infrastruktur harus berfungsi sebagai sistem terpadu yang mengangkat komunitas, membuka peluang, dan merekatkan bangsa," cetusnya.
"Indonesia terbuka untuk investasi. Namun, kami juga tegas bahwa investasi harus selaras dengan prioritas nasional, komitmen iklim, dan pembangunan yang berpusat pada manusia. Infrastruktur kini bukan hanya urusan nasional. Ia adalah bagian dari kesepakatan global yang mendorong ketahanan iklim, keadilan, dan kerja sama damai," kata AHY.
Foto: (kiri-kanan) Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Fahri Hamzah, Menteri Pekerja Umum Dody Hanggodo, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman, dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ossy Dermawan saat membuka seremonial International Conference on Infrastructure/ICI 2025, di JICC, Jakarta, Rabu (11/6/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
(kiri-kanan) Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Fahri Hamzah, Menteri Pekerja Umum Dody Hanggodo, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman, dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ossy Dermawan saat membuka seremonial International Conference on Infrastructure/ICI 2025, di JICC, Jakarta, Rabu (11/6/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:
AHY: Target Zero ODOL 2026, Hemat Perbaikan Jalan Puluhan Triliun
Next Article Proyek Tanggul Laut Raksasa Utara Jakarta Jadi Prioritas? Ini Kata AHY