4 Penjelasan Kenapa Jogja Disebut Kota Pelajar, Ada Peran Keraton

5 hours ago 2

Jakarta - Yogyakarta atau yang sering disebut Jogja dikenal sebagai kota pelajar karena menjadi pusat pendidikan dengan sejarah panjang di Indonesia. Selain itu, Kota Kesultanan ini juga menyimpan kekayaan budaya, sejarah, dan berbagai tradisi yang sangat kental.

Melansir dari detikjogja, julukan Kota Jogja sebagai kota pelajar juga berkaitan dengan perkembangan yang terjadi di beberapa wilayah. Simak 4 poin penjelasan Jogja disebut sebagai Kota Pelajar.

1. Biaya Hidup Relatif Murah

Biaya hidup yang relatif murah di Jogja menjadi alasan masyarakat berminat untuk melanjutkan pendidikannya ke wilayah tersebut. Dukungan yang diberikan oleh pemerintah daerah terhadap sektor pendidikan membuat Jogja semakin menarik untuk dipilih sebagai tempat menimba ilmu.

Selain itu, ketersediaan banyak sekolah-sekolah sampai perguruan tinggi membuat Jogja mendapat julukan kota pelajar. Hal itu juga tidak lepas dari perkembangan pendidikan di Jogja yang begitu pesat.

2. Banyak Institusi Pendidikan Berkualitas

Lebih lanjut, julukan kota pelajar ini juga disertai alasan banyaknya organisasi yang mendirikan sekolah hingga lembaga pendidikan.

Beberapa universitas terkenal yang menjadi daya tarik pelajar dari berbagai daerah antara lain:

  • Universitas Gadjah Mada (UGM): Sebagai salah satu universitas negeri terbaik dan tertua di Indonesia, UGM menjadi pusat studi bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.
  • Universitas Negeri Yogyakarta (UNY): Universitas ini fokus pada pendidikan guru dan memiliki reputasi baik di bidang pendidikan dan keguruan.
  • Universitas Islam Indonesia (UII): Universitas Islam tertua di Indonesia ini menawarkan pendidikan berkualitas dengan prinsip Islam modern.
  • Institut Seni Indonesia (ISI): Tempat yang menjadi kiblat bagi mahasiswa yang ingin mendalami seni tradisional maupun modern.

Bahkan, pendidikan di Jogja telah dimulai dalam kurun waktu lama. Oleh sebab itu, proses inilah yang mampu menciptakan sejarah tersendiri yang menjadi cikal bakal Jogja disebut sebagai kota pelajar oleh masyarakat Indonesia.

3. Ada Peran Keraton dalam Membangun Pendidikan

Tidak hanya itu, perkembangan pendidikan di Jogja juga tidak lepas dari peran Keraton. Sejak masa kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono VII, Jogja menjadi pusat pendidikan yang banyak dijumpai sekolah-sekolah di wilayah ini.

Tidak sampai di situ, dari masa ke masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono IX hingga Sultan Hamengkubuwono X, pendidikan di Jogja mengalami perkembangan. Inilah yang menjadi awal Jogja mampu menjelma sebagai kota pelajar.

4. Ada Gerakan Kebangsaan Pada Masa Kolonialisme

Selain keraton, pada masa kolonialisme, terdapat gerakan yang menjadi salah satu faktor penyumbang julukan kota pelajar melekat pada Jogja. Terdapat sebuah wilayah bernama Kotabaru yang memiliki fasilitas dan bangunan yang terbaik pada masanya. Kemudian, di wilayah tersebut ditinggali oleh orang-orang dari kalangan kelas menengah.

Orang-orang dari kelas menengah tersebut diketahui telah menekuni pendidikan dasar hingga tamat sekolah menengah. Lalu Jogja menjadi wilayah yang ditinggali oleh penduduk Tionghoa hingga menciptakan kehidupan sosial cukup beragam. Dikatakan hal tersebut memicu gerakan sosial yang berkembang menjadi gerakan kebangsaan. Inilah yang menjadi cikal bakal Jogja mendapatkan julukan sebagai kota pelajar.

Sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi Kota Jogja dalam membangun sektor pendidikan di Indonesia, detikcom akan menyelenggarakan ajang penghargaan bertajuk detikJateng-Jogja Awards 2025. Ajang tersebut akan digelar pada 23 Juli 2025 di Wisma Perdamaian Semarang, Jateng.

Ajang ini menghadirkan 23 nominasi penghargaan yang terdiri dari tokoh masyarakat, institusi, pelaku bisnis, serta komunitas yang inovatif dan berkontribusi positif untuk masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penghargaan akan diberikan kepada para penerima anugerah baik itu dari pemerintahan, individu, organisasi kemasyarakatan, BUMD maupun swasta, setelah melewati serangkaian proses panjang yang dinilai oleh tim internal dan dewan redaksi detikcom.

Penilaian akan dilakukan berdasarkan indikator yang telah disepakati, di antaranya Inovasi, Kreativitas, Inspiratif, Dampak, serta Keaktifan.
Awarding Ceremony akan dilaksanakan dengan acara pemberian penghargaan dan hiburan musik dari musisi lokal Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bagi yang tidak bisa hadir langsung, jangan khawatir karena acara ini akan disaksikan secara live di laman detikcom. Jangan sampai ketinggalan ya detikers! (akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |